(27/7) Sebanyak 35 proposal penelitian dosen direview secara internal dan eksternal oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unissula dan kemenristek dikti. Bertempat di aula lantai 4 gedung kuliah bersama, dosen peneliti dari berbagai fakultas di Unissula mempresentasikan karyanya di hadapan Reviewer nasional Dikti Prof Dr Sc Agr Ir Didik Sulistiyanto dan 13 reviewer internal pada agenda Pemaparan proposal penelitian desentralisasi hibah kemenristek dikti tahun anggaran 2017.
Ketua LPPM sekaligus reviewer internal Dr Heru Sulistyo SE MSi menuturkan beberapa skema penelitian meliputi Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT), Penelitian Produk Terapan, dan Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (Pekerti). “Tahun ini yang mengajukan proposal lebih banyak karena dari kemenristekdikti juga membuka kesempatan bagi dosen pemula.”ujarnya.
Menurutnya, penelitian dosen pemula yang berjumlah 39 proposal, penilaiannya hanya melalui desk evaluation tanpa pemaparan, sementara sisanya merupakan penelitian kompetitif nasional dan penelitian skema yang direview hari ini. “Penelitian kompetitif nasional masih menunggu pengumuman dari kemenristekdikti dan akan direview minggu depan.” katanya.
Heru mengungkapkan, aturannya Unissula yang sudah mencapai kategori klaster madya mengharuskan adanya seleksi internal dan eksternal. “Untuk klaster madya atau kategori desentralisasi, harus ada seleksi berdasarkan proses review internal dan eksternal.” ungkapnya. Lebih lanjut ia menjelaskan “Dari hasil akumulasi nilai review internal dan eksternal inilah kemudian ditetapkan siapa saja yang lolos untuk didanai apabila lolos passing grade-nya.”
Adapun penilaiannya, menurut Heru, meliputi kemampuan presentasi dan penguasaan materi, perumusan masalah, mutu penelitian, potensi tercapainya luaran penelitian, hingga kelayakan.
Ia mengungkapkan sebanyak 157 proposal penelitian yang terdiri dari 46 pengabdian masyarakat dan 111 proposal penelitian yang sedang digarap oleh LPPM. “Harapannya minimal 80% dapat lolos dan didanai oleh dikti.” Pungkasnya.
