Menu 

Prof Gunarto : Generasi Y dan Z Dominan di Pemilu 2024

Thursday, February 2nd, 2023 | Dilihat : 420 kali

WhatsApp Image 2023-02-02 at 16.25.32

Partisipasi generasi Y dan Z akan sangat siginifkan dalam pemilu 2024 mendatang. Hal itu disampaikan oleh Prof Dr Gunarto dalam dialog lima rektor di kampus Udinus (2/2/2023). Lebih lanjut Rektor Unissula kelahiran Tegal 6 Maret 1963 tersebut menjelaskan bahwa dua generasi tersebut sangat akrab dengan sosial media. “Mereka adalah generasi yang akrab dengan media sosial dan menggunakan media tersebut sebagai salah satu referensi politik,” ujarnya.

Generasi Y atau disebut generasi milenial (kelahiran 1977-1998) pada tahun 2024 mendatang mereka berumur 27 s/d 48 tahun. Mereka mempunyai pola tingkah laku berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang bertumbuh dengan keleluasaan informasi.

Sementara generasi Z adalah generasi kelahiran 1999-2012. Pada tahun 2024 mendatang akan berusia 12-25 tahun. Sebagian dari mereka sudah memiliki hak pilih dalam pemilu. “Generasi Z lebih canggih lagi karena akrab dengan multimedia dan teknologi layar sentuh, Macbook, IPad, Google, Media Sosial, Facebook, Twitter, Youtube, Playstation, Android, Smartphone, dan game online,” tambahnya.

Guru besar bidang hukum tersebut melanjutkan eksistensi penggunaan media sosial generasi Y dan Z di Indonesia merupakan salah satu bentuk dari implementasi politik digital. Politik digital secara sederhana dapat dikatakan sebagai ruang pembentuk ikatan–ikatan politik dalam masyarakat berbasis konten teknologi yang sifatnya memperkuat atau mengurangi kadar demokrasi.

“Secara harfiah politik digital adalah arena besar yang memungkinkan adanya partisipasi, representasi, maupun artikulasi kepentingan kemudian bersinergi dan berkontestasi satu sama lain melalui konten digital sebagai agennya,” lanjutnya.

Ia menyayangkan banyak konten media sosial berisi politik kebencian yang dibuat para produsen konten digital yang tidak bertanggung jawab. Oleh karenanya ia menyarankan pentingnya memperkuat literasi politik mendekati hajatan pemilu 2024 agar tidak menjadi korban politik digital.

“Sangat penting memperkuat literasi, menyadari pentingnya menjaga harmoni dalam keberagaman, serta menjaga etika berkomunikasi. Penting juga agar semua pihak menyadari aspek hukum salah satunya memperhatikan UU ITE dalam bersosial media,” pungkasnya.

Hadir pula narasumber lainnya antara lain Prof Edi Nur Sasongko, Dr Supari, Prof Mudzakir Ali, dan Andreas Pandiangan. Selain itu hadir pula Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Ketua PWI Amir Machmud beserta pengurus PWI Jateng.

 

 

 

 

 

Related News