Program Doktor Ilmu Hukum (PDIH) Unissula Semarang menyelenggarakan konferensi internasional (12/10). Acara dilangsungkan dalam rangka mempersiapkan sistem hukum era 5.0.
Konferensi yang berlangsung secara daring dan luring menghadirkan lima pembicara dari universitas terkemuka dunia. Mereka adalah Prof Henk Addink dari Utrech University Belanda, Prof Henning Glaser Direktur CP Germany, Prof Shimada Yuzuru dari Nagoya University Jepang, Assoc Prof Azam UUM Malaysia, dan Dekan Fakultas Hukum Unissula Assoc Prof Dr Bambang Tribawono SH MH.
Tema yang diangkat yakni pembangunan sistem hukum nasional berdasarkan nilai-nilai humanisme untuk menyambut era 5.0. Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH memberikan perhatian pada isu emansipasi dan persamaan gender. “Seharusnya dengan adanya HAM bisa membawa perubahan khususnya isu gender, yang kemudian perempuan bisa mendapatkan kesempatan kerja di semua sektor,” jelasnya dalam sambutan.
Dirinya juga menyebut dengan perubahan sistem ini tentu akan berdampak pada perubahan sosial masyarakat. “Perubahan ini pastinya akan ikut merubah sosial masyarakat kita,” lanjutnya sekaligus membuka acara konferensi internasional.
Sementara itu Dr Bambang Tribawono menjelaskan kondisi hukum di Indonesia. “Indonesia sebagai negara dengan banyak menghasilkan peraturan, dengan budaya ketimuran. Sehingga Undang-undang harus memiliki kekuatan mengikat,” jelasnya.
Selanjutnya Prof Henk menyebutkan tiga konsep hukum, diantaranya hak asasi manusia, konsep demokrasi dalam pemilihan umum, dan konsep pemerintahan yang baik.
Sedangkan Prof Shimada memaparkan tentang kondisi emansipasi dan persamaan gender di negara Jepang, terutama dalam bidang pekerjaan dan aktivitas politik.