Tim mahasiswa S1 Manajemen Unissula berhasil membuat inovasi produk sajadah. Mereka mengkreasi sajadah travel yang juga bisa difungsikan menjadi tas jinjing. Ketua tim Mutiara Maulina memaparkan pembuatan produk terinsipirasi dari masa pandemi. “Sebagai seorang muslimkan pasti shalat lima waktu dimanapun. Nah dari situ kepikiran untuk buat produk sajadah yang meminimalisir terkena penyebaran virus covid. Kalau untuk saat ini, totebag ini bisa digunakan sebagai totebag multifungsi bagi penggunanya,” jelasnya, (22/08/22).
Bersama A’an Fithriyani dan Nurshania Putri Larasati mereka membuat produk dengan bahan mitasi dan cordura tahan air. Bahan tidak mudah kotor dan mudah dibersihkan. Adapun di dalamnya juga ada foam sehingga cukup empuk ketika digunakan untuk solat. Tas jinjing atau totebag ini memiliki resleting di samping kanan dan kiri yang dapat dibuka menjadi sajadah. Sedangkan di dalam tas ada kantong untuk menyimpan barang.
Keunggulan lain dari tas itu adalah harganya yang bersahabat. Sehingga nantinya bisa dijangkau oleh semua kalangan. “Iya. InsyaAllah dapat dijangkau semua kalangan,” ujar Maulina.
Kreatifitas mereka dinilai unik oleh tim juri dari Kemendikbud. Karena itu sangat pantas masuk Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang lolos pendanaan Pimnas 2022. Judul yang mereka usung adalah Soojood your friendly sajadah travel.
Pimnas merupakan event resmi tahunan Pusat Prestasi Nasional Kemendikbud. Tujuannya untuk memperlombakan karya ilmiah mahasiswa tingkat nasional. Merupakan salah satu penjabaran dari program Pusat Prestasi Nasional untuk menciptakan iklim akademis yang kompetitif di kalangan mahasiswa.
Karya tersebut meruapakan salah satu dari tujuh tim PKM Unissula yang lolos pendanaan Kemdikbud. Adapun tim lainnya berjudul Berdialog dengan lavender: strategi meningkatkan harga diri korban kekerasan seksual, Pengembangan metode terapi untuk Revenge Bedtime Procrastination (RBP).
Selain itu Inovasi facial wash anti jerawat, Breestfeeding flash card sebagai inovasi edukasi menuju Indonesia bebas stunting 2030, Wayang (Way of Expression by Role Playing) untuk Menurunkan Toxic Masculinity dan Prevensi Kekerasan Terhadap Perempuan, dan Photovoice media meningkatkan kepedulian remaja di tengah budaya individualisme.