Menu 

Wisuda 62 : BANGGA PRODUK DAN BUDAYA SENDIRI

Saturday, October 29th, 2011 | Dilihat : 469 kali

Sebanyak 859 mahasiswa Unissula di wisuda dalam  prosesi  wisuda ke 62 yang berlangsung dua sesi (29-30/10) di gedung Kedokteran. Wisuda sesi pertama (Sabtu) juga dihadiri Gubernur Sulawesi Tenggara H Nur Alam SE. Dalam sambutannya ia mengemukakan pentingnya pengembangan sumber daya manusia di daerah untuk mengelola potensi sumber daya alam daerah yang melimpah. “Secara empiris peradaban dunia yang maju banyak ditopang oleh sumber daya manusia berkualitas misalnya Jepang, Korea Selatan, Amerika dll. Hal itu sudah cukup memberikan ilham dan pembelajaran bagi kita semua untuk secara serius memikirkan pengembangan sumber daya manusia di seluruh wilayah Indonesia” Ujarnya.

 

Masih menurut Nur Alam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi tenggara Ia mengeluarkan kebijakan “Bahtera Emas” Bangun Kesejahteraan Masyarakat. Adapun program Bahtera Mas antara lain bebas biaya pendidikan 12 Tahun. Perawatan kesehatan gratis hingga perawatan di rumah sakit kelas III. Selain itu selama tiga tahun berturut turut Pemprov Sulawesi Tenggara menjalin kerjasama pendidikan dengan Unissula dengan program Cerdas Sultraku. Yakni pemberian 1000 beasiswa belajar bagi putra putri Sulawesi Tengara menempuh kuliah di Unissula. tidak lupa Nur Alam juga menghimbau kepada para Wisudawan Unissula agar lebih bangga terhadap budaya menggali potensi bangsa Indonesia sendiri dan tidak justru bangga memakai produk dan kebudayaan asing. Karena bangsa yang maju seperti Jepang, Amerika mereka bangsa yang sangat bangga terhadap budaya dan produk yang mereka ciptakan.

 

Berikut Petikan Sambutan Rektor

Assalamualaikum Wr Wb

Yth. Bapak Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur Alam, SE

Yth. Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara.


Hari ini saya bisa merasakan betapa ruangan ini sedang diselubungi energi kebahagiaan juga energi cinta, saya melihat rona kebahagiaan itu terpancar nyata dari wajah calon wisudawanwisudawati, juga bapak ibu wali wisudawan.

 

Ini hari yang indah, hari yang penuh makna dan keberkahan, dalam suasana semacam ini, tidak ada hal yang lebih penting selain mengawali semuanya dengan menghaturkan rasa syukur sedalam-dalamnya kepada sang pemberi nikmat dan sang penghampar kebahagiaan. Dialah Allah Swt.

 

Shalawat dan salam semoga terhatur kepangkuan Nabi Agung Muhammad SAW, sang desainer peradaban. Putra padang pasir yang telah berhasil menyulap bangsa arab yang terbelakang menjadi pioner peradaban dunia. Sebuah Peradaban Agung yang mensinergikan aspek materil dan spiritual, peradaban agung berfondasikan nilai-nilai Tauhid.

 

Saudara-saudara civitas akademika yang berbahagia


Dalam kesempatan yang penuh keberkahan ini, perkenankan saya ucapkan salam takdzim dan salam cinta kepada bapak Gubernur SULTRA, bapak H. Nur Alam SE. Seiring dengan terima kasih yang sebesar-besarnya, bahwa dalam kesibukan bapak yang luar biasa, bapak bersedia meluangkan waktu untuk hadir di sini, di Universitas Islam Sultan Agung kita tercinta, berbagi ilmu dan pengalaman sebagai bekal para wisudawan dalam menyongsong dunia nyata.

 

Untuk bapak-ibu semua ketahui, sebagai Gubernur, Bapak H. Nur Alam. SE memiliki komitment yang besar terhadap dunia pendidikan. Secara serius beliau menjadikan peningkatan kualitas pendidikan sebagai ujung tombak dalam pembangunan daerah.

 

Beliaulah yang menggagas sekaligus yang mendorong adanya program 1000 Beasiswa Cerdas Sultraku, dimana selama tiga tahun berturut-turut, pada tiap tahunnya mengirimkan putra-putri terbaik Sulawesi Tenggara untuk digodok khusus di Universitas Sultan Agung.

 

Sungguh, apa yang beliau lakukan merupakan sebuah kebijakan langka yang dilakukan oleh para pejabat hari ini. Kebijakan yang layak untuk mendapat apresiasi dan patut untuk menjadi teladan bagi pejabat-pejabat lainnya.

 

Apa yang beliau lakukan mengingatkan saya, bagaimana para khalifah-khalifah dulu pada masa keemasan Islam. Waktu itu, para pejabat menaruh perhatian yang begitu tinggi pada peningkatan keilmuan rakyat. Mereka berebut memberikan beasiswa, berlomba-lomba untuk mendirikan perpustakaan dan begitu rajin untuk mendekati para ulama. Dan rupanya, itulah yang menjadi salah satu kunci keberhasilan umat Islam dalam meraih puncak peradabannya.

 

Saudara-saudara civitas akademika yang berbahagia


Atas nama seluruh Sivitas akademika Universitas Islam Sultan Agung, saya ucapkan selamat kepada saudara sekalian, para wisudawan-wisudawati atas keberhasilan saudara menyelesaikan studi di Universitas Islam Sultan Agung. Sebagai sarjana sesungguhnya anda telah masuk pada kelompok elit negeri, satu kelompok yang sangat menentukan peran akan maju atu mundurnya bangsa ini. Di pundak kalianlah sesungguhnya nasib bangsa dipertaruhkan

 

Perlu saudara ketahui, dunia hari ini sedang memandang bangsa kita dengan kacamata optimis. Sebuah prediksi yang dikeluarga oleh jurnal riset International mengatakan bahwa bangsa Indonesia akan masuk kelompok bangsa-bangsa besar yang akan mengerakkan pertumbuhan ekonomi dunia di masa mendatang, dalam laporan jurnal ekonomi international, Indonesia diprediksikan akan masuk sebagai kelompok the Next 11, CIVETS (Columbia, Indonesia, Vietnam, Turkey, South Africa). The Emeging 7, Growth Markets, 3 G (Global Growth Generators). Dan EAGLE, (9 Emerging and Growth Leading Economies).

 

Ini adalah kabar yang menggemberikan sekaligus menantang, karena sesungguhnya, apakah kabar itu bisa terealisasi atau tidak, sangat bergantung pada pundak kalian, pundak kaum intlektual.

 

Cerita berikut ini patut untuk kita renungkan tentang bagaimana peran kaum intlektual bagi bangsanya. Dahulu, ketika Mesir berperang dengan Israel. Gamal Abdul Nasser, Presiden Mesir waktu itu kehabisan tentara untuk merebut Benteng Bastille milik Israel. Ia umumkan wajib militer untuk para sarjana di negerinya.

 

Sebelumnya, beberapa kali serangan tentara Mesir untuk menembus benteng itu selalu gagal. Meski telah dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari rudal hingga canon.

 

Ketika tentara sarjana itu dikerahkan, mereka mengamati ternyata air dapat melarutkan pasir-pasir yang ada di permukaan tembok benteng. Kemudian mereka panggil mobil pemadam kebakaran untuk menembakkan air ke benteng. Setelah pasir-pasir larut, tampak lapisan baja di dalamnya. Barulah mereka tembakkan roket dan akhirnya benteng itu berhasil ditaklukkan.

 

Saudara-saudara civitas akademika yang berbahagia

 

Demikianlah, ratusan tentara tidak dapat menaklukkan benteng itu, namun para sarjana dapat melakukannya. Itulah kehebatan sarjana. Di manapun ia ditempatkan, selalu bisa menciptakan terobosan. Seperti kisah di atas. Saya berharap saudara-saudara mampu menciptakan terobosan-terobosan dan menjadi generator ummat untuk melakukan perbaikan bangsa itu.

Untuk semua itu, penting saudara untuk memahami potensi bangsa ini

Sesungguhnya kemajuan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kontribusi masing-masing wilayah yang ada di Indonesia. Laksana sebuah tembok, tidak akan dapat menjadi kukuh tanpa ada batu bata yang menyusunnya. Begitu juga Indonesia dapat menjadi harapan dunia untuk menggerakkan ekonomi seperti sekarang, tidak lepas dari peran masing-masing daerah otonom di Indonesia.

 

Sebuah master plan telah disusun tahun ini, dan akan digunakan sebagai Roadmap Indonesia untuk mencapai kemakmuran pada tahun 2025. Roadmap tersebut didasarkan pada pengembangan potensi masing-masing wilayah di Indonesia, yang dibagi menjadi 6 sektor.

 

Sektor pertama adalah Sumatera, yang diharapkan dapat mengoptimalkan produksi dan pengolahan sumber daya alam di sana. Sektor kedua yaitu Jawa, dengan konsentrasi pada peningkatan sektor industri dan jasa. Ketiga Kalimantan, yang diharapkan dapat mengolah semua produksi tambang yang dihasilkan di sana.

 

Dan yang ke-empat, yang juga menjadi pilar pokok dalam masterplan ini, adalah Sulawesi. Sulawesi menjadi titik tumpu Indonesia untuk terus focus mengembangkan sektor agrikultur, perikanan, perkebunan, serta minyak bumi dan gas. Di sinilah peluang saudara yang dapat saudara ambil di masa depan.

 

Sektor kelima adalah Bali dan Nusa Tenggara dengan potensi pariwisatanya. Kemudian yang terakhir Papua dan Maluku untuk pengembangan pangan, energi, dan pertambangan.

 

Saudara-saudara civitas akademika yang berbahagia


Begitu banyak potensi yang menyebar diseluruh penjuru nusantara, semua itu butuh tangan-tangan terampil dari kalangan intlektual hingga terperdayakan secara maksimal.  Dan daerah-daerah tersebut itulah semestinya anda berkiprah.

Dalam era kompetisi global, daerah-daerah tersebut merupakan peluang besar untuk menunggu disentuh dan diberdayakan. Jika tidak anda yang turun ke gelanggang, maka oranglain lah yang akan mengisinya.

 

Untuk semua itu anda harus betul mempersiapkan. Untuk memabngun bangsa ini tidak cukup hanya dengan melamun dan berpaku tangan. Tapi kita butuh usaha keras dan tetesan air mata, Kita juga harus menjadi generasi yang kreatif untuk melakukan inovasi-inovasi, dengan demikian bangsa Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa besar yang memimpin peradaban dunia.

 

Bukankah Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 telah mengajarkan, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka”


Saudara-saudara civitas akademika yang berbahagia

 

Pada akhirnya, kepada para wisudawan, saya ucapkan selamat. Hari ini masa studi saudara di bangku kuliah telah usai. Dan kesempatan berkiprah di dunia nyata telah menanti saudara. Tak ada yang lebih penting untuk saya sampaikan selain bahwa di atas segala-galanya, jadilah saudara ”PR” yang baik bagi agama anda, universitas anda.

 

Buktikan, bahwa sebagai seorang muslim saudara adalah seorang muslim yang berkualitas buktikan bahwa saudara adalah betul-betul sebagai bagian dari Generasi Khaira Ummah sebagaimana yang dilukiskan dalam al-Qur’an.

 

Related News