Forum Silaturahmi An-Nissa (FSA) Lembaga Dakwah Universitas Sultan Agung Semarang (UNISSULA) mengadakan Seminar Nasional dengan tajuk menggenggam dunia dengan Literasi pada tanggal 5 Januari 2019, di Aula Fakultas Hukum. Seminar menghadirkan pembicara Afifah Afra dan Ahmad Mujib El Shirazy MA.
Menurut Afifah Afra, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis literasi, bahkan Indonesia tidak masuk peringkat 10 besar dalam hal literasi dan melek aksara.
“Indonesia telah kehilangan satu puzzle periode yang tergulung, dan puzzle ini adalah bagian terpenting suatu peradaban, yakni puzzle periode literasi yang seharusnya telah matang oleh penduduk Indonesia sebelum terjejali oleh politik etis dan perkembangan periode audio visual dan internet seperti saat ini”. Ungkapnya.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa masalah literasi bukan hanya dunia tetapi juga urusan akhirat. Islam merupakan agama yang kuat, agama yang mengajarkan tentang literasi yang dapat dilihat dari hadist dan berbagai buku ajarannya. Literasi salah satu ruh dari Islam. Begitu banyak yang belum paham tentang agama, karena banyak dari kita yang belum paham akan literasi. Indonesia saat ini darurat literasi karena belum paham dengan pentingnya tradisi literasi.
Allah tidak hanya membebani manusia untuk beribadah, namun juga menjadi khalifah di bumi ini. Allah menunjuk Nabi Adam dan diberikan kemampuan memahami tentang ilmu pengetahuan. Allah sudah memuliakan kita dengan psikis dan fisik. Menulis membuat jiwa seseorang menjadi sehat. Kita memiliki hati yang baik akan kebaikan dan secara akal kemampuan berfikir yang sangat baik.
Apabila kemampuan manusia di optimalkan maka akan diberikan kecerdasan yang khas. Afifah Afra juga kembali menuturan bahwa “Tugas kita adalah mengembalikan zaman yang hilang. Tulisan merupakan perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan, merupakan instrumen ketepatan dan ukuran peradaban” Tambah Afifah.
Penuturan Ahmad Mujib bahwa tradisi peradaban Islam dapat kita temukan bahwa tradisi membaca dan menulis begitu melimpah dan semua orang di masa dulu digerakkan untuk memahami dan tergerak untuk mencatat hadist Rasulullah.
“Hanya Rasulullah yang kata-katanya terekam dengan baik dan dicatat melalui tulisan. Begitu penting dan berpengaruhnya membaca dan menulis terhadap kehidupan seorang muslim. Ilmu yang ditulis akan terus mengalir dan tetap melimpah sampai sekarang dan bahkan mungkin sampai ke masa mendatang” pungkas Mujib.