(22/3) Unissula menyelenggarakan talkshow jurnalisme bertajuk “realitas kehidupan media dan prospek kerja” dengan mendatangkan 4 narasumber: Made Dwi Adnjani, MIKom (Pakar komunikasi Unissula), Dr Turnomo Rahardjo (Pengamat media Undip), Amir Machmud, NS (Ketua PWI Jateng), serta Budi Setya Purnomo, MKom (Ketua KPID Jateng). Acara ini bekerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Semarang dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jateng, bertempat di GKB lt 1 yang dihadiri oleh mahasiswa Unissula dan berbagai perguruan tinggi di Semarang khususnya jurusan komunikasi. Acara ini diawali dengan talk show interaktif yang disiarkan secara live di channel RRI Semarang.
Berbincang mengenai jurnalisme saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa digitalisasi media adalah sebuah keniscayaan, karena era sudah berubah, generasi milenial tidak bisa lepas dari gadget. Made Dwi Adnjani, MIkom mengungkapkan “di tengah banjir informasi, kita harus lebih selektif memilah berita, melakukan verifikasi atau tabayyun sebelum mengshare. Karena hoax berkeliaran di media-media massa, terutama media online.” Ungkapnya.
Maka para akademisi perlu mengedukasi masyarakat terkait hal ini. Menurutnya, kampus perlu menyisipkan mata kuliah literasi media di kurikulumnya dan mendorong gerakan literasi digital. “Untuk menjawab tantangan ke depan, Unissula memiliki jurusan komunikasi yang menjurus pada 2 konsentrasi, yaitu marketing communication dan broadcasting journalism.” Katanya. “mahasiswa ilmu momunikasi sekarang harus dituntut multitasking, tidak hanya menguasai 1 bidang ilmu, namun harus serba bisa.” Imbuhnya.
Adapun SDM yang dibutuhkan dalam media adalah yang memahami nilai-nilai jurnalisme. “Wartawan harus memahami nilai- nilai atau prinsip dasar jurnalisme diantaranya akuntable, verifiable, dan truthfull.” Tutur ketua PWI sekaligus pimred Suara Merdeka, Amir Machmud, NH. Ia mengungkapkan kegelisahannya terhadap jurnalistik online yang tengah marak. “online menimbulkan penyakit jurnalisme bergegas atau yang mengedepankan “yang penting cepat”, unggah dulu urusan lain belakangan, tanpa memikirkan kredibilitas isinya.” katanya. Menurutnya, media saat ini sudah dijadikan komoditas, dimana keuntungan menjadi pertimbangan utama daripada kemaslahatan.
Hal senada diungkapkan Budi Setya. “Industri media membuat kita sulit sekali membedakan antara berita dengan iklan. Sekarang eranya ekonomi politik media yang sarat akan kepentingan. Media hanya memenuhi keinginan pasar atau what the public want. Padahal seharusnya menyajikan program-program yang what the public need” katanya.
Sementara itu rektor Unissula Dr Ir H Prabowo Setiyawan, MT dalam sambutannya menuturkan komunikasi amat penting dalam dunia kampus, tak terkecuali Unissula sebagai kampus besar. “Tantangan saat ini, kebenaran dan kebatilan hampir tidak ada bedanya. Kebenaran ada 3 macam: kebenaran menurut diri sendiri, kebenaran menurut orang banyak, dan kebenaran sejati yang datangnya dari Allah.” Kemudian acara dilanjutkan penandatangan nota kesepahaman antara Unissula dengan PWI Jawa Tengah, untuk menyelenggarakan Sekolah jurnalistik di Unissula.