Prodi Farmasi Unissula menyelenggarakan Lokakarya kurikulum (3-4/1) dalam rangka persiapan pendirian prodi Profesi Apoteker (PSPA) dalam waktu dekat ini. “Setelah keluar akreditasi B untuk prodi Farmasi beberapa waktu lalu, kami siap membuka prodi profesi apoteker” kata Kaprodi Farmasi Rina Wijayanti MSc Apt. Menurutnya, persiapan sudah mencapai 75%, dan akan terus dikejar untuk segera terealisasi.
“Berbagai persiapan telah dilakukan. Kami sudah menghubungi berbagai pihak untuk menjalin kerjasama/ MoU terkait tempat praktek mahasiswa, mengundang Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) untuk diskusi penyusunan borang, mempersiapkan SDM, hingga lokakarya penyusunan kurikulum ini untuk mendapatkan masukan mengenai kurikulum profesi apoteker.” Tuturnya.
Menurutnya, untuk membuka prodi baru, sedikitnya ada sembilan kriteria yang harus dipenuhi, seperti visi misi, kurikulum, tata kelola SDM— minimal dosen apoteker S2, keuangan, sarana dan prasarana, dan lain-lain.
Sebagai peserta dalam lokakarya ini, di antaranya tim kurikulum FK Unissula, perwakilan dari Unpad, Unsoed, UGM, Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi, Komite Farmasi Nasional (KFN), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Rumah Sakit (RT Wongsonegoro, RS Tugurejo, RISA, Karyadi), distributor farmasi PT Parit Padang, apotek Kimia Farma, VIVA generik hingga industri Paphros, Kimia Farma, Victoriacare Indonesia, dan MUI.
Melalui lokakarya ini, masing-masing pihak yang mewakili keahliannya, diminta untuk mereview dan memberikan usulan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan di masing-masing lahan pekerjaan. “Harapannya kami mendapatkan gambaran bahwa lulusan apoteker harus menguasai berbagai kompetensi yang benar-benar dibutuhkan oleh lapangan, sehingga kurikulum yang akan menyesuaikan.” Kata Rina.
Tujuan dari dibukanya profesi apoteker ini, menurut Rina karena ingin memfasilitasi mahasiswa S1 untuk bisa melanjutkan profesi apoteker di Unissula, dengan masa tempuh 1 tahun. “Saat ini kebutuhan apoteker semakin banyak. Padahal di Indonesia, di antara ratusan PT yang memiliki jurusan farmasi hanya 38 yang memiliki prodi profesi apoteker. Maka Unissula akan berusaha untuk memenuhi kekurangannya.” Ungkapnya.
Sementara itu paparan dekan Fakultas Farmasi Unpad Prof Dr Ajeng Diantini Msi Apt mengatakan “Tantangan dunia kesehatan saat ini semakin sulit. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.” Sementara dalam pendidikan, menurutnya, “Hendaklah kita tidak hanya fokus pada substansi keilmuan, namun penyelenggaraan metode pembelajaran juga sangat penting, agar mudah sampai kepada mahasiswa.” Katanya.
Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran dr Hadi Sarosa MKes menyambut baik rencana dibukanya prodi PSPA Unissula. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua peserta undangan yang hadir. “Tujuan lokakarya kurikulum ini adalah untuk mencapai titik temu yang paling optimal dari para stakeholder, user dan institusi lain dengan harapan ke depannya dapat berkolaborasi.” Katanya sekaligus membuka acara.