Mohammad Agung Ridlo, dosen Prodi Planologi (S1) Fakultas Teknik Unissula berhasil meraih gelar doktor dari program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan. Ia mengangkat tema Permukiman Kumuh di Kota Semarang, Studi Kasus tentang Kehidupan Orang Orang Miskin di Koridor Rel Kereta Api, Koridor Kali Semarang dan ResettlementMangunhardjo sebagai desertasinya.
Menurut Agung Ridlo permukiman kumuh di Kota Semarang bisa dikategorikan Slum settlement dan squatter settlement. Merebaknya permukiman kumuh ini berkait erat dengan pesatnya laju pertumbuhan dan pergeseran penduduk di Kota Semarang.
Permasalahan slum settlement berkait erat dengan taraf hidup penduduk. Selanjutnya persoalan squatter settlement oleh para squatter ini telah menduduki (menginvasi) lahan-lahan kosong secara liar (illegal) antara lain pada: lahan jalur hijau, lahan di koridor jalur rel kereta api, lahan di koridor Kali Semarang maupun sungai yang lain, lahan kuburan (makam) dan lahan sekitar TPA sampah dan lain sebagainya. Khusus mengenai squatter settlement ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Semarang, tentunya dalam merealisir masterplan atau rencana tata ruangnya.
Dari hasil riset yang dilakukannya ditemukan pemahaman dan penjelasan yang dapat memperkaya teori teori mengenai orang orang miskin, permukiman kumuh di ruang kota. Permukiman kumuh sebagai tempat tinggal orang orang miskin merupakan wadah yang tidak sekedar sebagai tempat berteduh dan melepas lelah, tetapi sebagai wadah yang diyakini dapat mendukung kelangsungan hidupnya, karena didalamnya mereka orang orang miskin dapat menjadikannya sebagi tempat menciptaan lapangan kerja dan menjalankan roda kegiatan ekonomi. Hanya kemudahan akses layanan sarana dan prasarana permukiman dari pemerintahlah yang tidak didapatkannya.
Ia berhasil mempertahankan desertasinya dalam ujian tertutup pada (22/8) dihadapan para penguji antara lain Dr Ir Slamet Riyadi Bisri MBA, Dr Ing Asnawi Manaf ST, Prof Dr Ir Nany Yuliastuti MSP, Dr Ir Atiek Suprapti MT, Prof Nurdien H Kistanto MA, dan Prof Dr Sugiono Soetomo DEA.
Doktor Agung Ridlo aktif di berbagai perencanaan wilayah dan kota, publikasinya juga kerap muncul di berbagai media massa, sering melakukan penelitian dengan dana hibah dari Kemenritekdikti serta sudah menerbitkan 3 buku yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan kota antara lain Kemiskinan di Perkotaan (2001), Perumahan dan Permukiman di Perkotaan (2011), Mengupas Problema Kota Semarang Metropolitan (2016).