SEMINAR NASIONAL
OPTIMALISASI PROYEK TOL SEMARANG – SOLO
dengan tema
“JALAN TOL SEMARANG SOLO SEBAGAI UPAYA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN BAGI MASYARAKAT”
(25/7) Pemerintah melalui kekuatan yang dimiliki baik secara politik maupun ekonomi diharapkan mampu untuk menyediakan sarana publik yang bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat. Sarana publik tersebut diharapkan dapat melibatkan berbagai pihak guna memperkecil beban kerja pemerintah yaitu dengan melibatkan peran swasta, perbankan, pemerintah daerah, dan masyarakat. Peran yang dari berbagai komponen tersebut diharapkan menciptakan integrasi yang kuat sehingga proyek publik tersebut dapat segara dinikmati manfaatnya oleh masyarakat.
Seperti jalan tol semarang Solo misalnya. Mega Proyek tersebut merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Jalan Tol Semarang-Solo merupakan jalan tol di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jalan Tol Semarang-Solo menghubungkan kota Semarang dengan Surakarta. Tol ini mulai dibangun tahun 2009 oleh Jasa Marga dengan panjang jalan tol ini adalah 75,7 km.
Pembangunan Tol Semarang-Solo membutuhkan biaya investasi sebesar hamper 7 (tujuh) triliun rupiah, biaya konstruksi 2,4 triliun rupiah, dan biaya pengadaan tanah 800 miliar rupiah.
Disadari atau tidak, sebuah proyek pembangunan senantiasa memunculkan dampak yang sangat kompleks. Meskipun bersifat insentif, pembangunan prasarana jalan selalu saja memunculkan persoalan yang tak ringan. Timbulnya reaksi-reaksi berdimensi sosial-ekonomi, seolah menjadi bagian tak terpisahkan dan menjadi dinamika yang harus disiasati. Penyiasatan dan pengelolaan terhadap berbagai reaksi dan gejolak yang muncul, menjadi mutlak dilakukan agar kemunculannya tidak malah menjadikan kontraproduktif.
Persoalan itulah yang sejak awal dihadapi pengelola proyek pembangunan jalan tol Semarang-Solo. Menjelang dimulainya penggarapan proyek yang telah direncanakan mulai tahun 2005 itu, muncul berbagai persoalan. Di antaranya menyangkut terancamnya sejumlah lahan pertanian yang bakal terlintasi jalur jalan tol tersebut. Selain itu, informasi adanya proyek jalan tol juga telah mendorong spekulan tanah untuk “bermain” dan mengambil kesempatan serta peluang bisnis di dalamnya.Disamping itu, masalah penilaian atas ketidaktransparanan pemerintah daerah harus segera dilakukan klarifikasi agar tidak menjadi hambatan ke depan.
Proyek yang dilegitimasi atas dasar Perpres 36 Tahun 2005 dan pengerjaannya dilakukan atas kerja sama antara PT Jasa Marga dan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) harus didukung secara kolektif oleh semua elemen; baik legislatif maupun masyarakat sendiri secara partisipatoris tidak berjalan dengan baik.Dalam pembangunan bersifat fisik yang dilaksanakan oleh pemerintah, ada beberapa komponen yang harus selalu ada demi suksesnya rencana pelaksanaannya, di antaranya; pertama, daya dukung masyarakat sekitar, merupakan komponen penting dalam pembangunan karena adanya sikap pro dan kontra bila tidak dikomunikasikan dengan baik maka akan menjadi faktor penghambat.
Kedua, daya dukung potensi sumber daya alam, yang kerapkali menjadi faktor penentu. Kesalahan dalam menganalisis potensi alam akan berdampak pada kerusakan-kerusakan fatal bangunan-bangunan secara alami. Ketiga, daya dukung DPR/DPRD, tidak bisa dipungkiri bahwa keterlibatan legislatif dalam mengawasi dan mengontrol jalannya pembangunan juga menjadi sebuah keniscayaan. Keempat, kemampuan pemerintah daerah (provinsi) dalam melakukan mediasi dengan pihak pemerintah pusat dan DPR RI.Untuk itu perlu kiranya Pemerintah Provinsi Jateng membangun sebuah manajemen kolektif yang secara sadar mendukung pembangunan. Di samping itu juga pemerintah dalam hal ini sebagai pelaksana pembangunan harus mampu menjadi mitra masyarakat yang baik dan transparan dalam pelaksanaannya.
Manakala semua hal di atas tersinergi secara baik, maka harapan kita, semoga pembangunan jalan tol, sesuai dengan fungsinya yang insentif, akan menjadi alat bagi kian berputarnya roda perekonomian dan pembangunan daerah, sehingga pusat-pusat pertumbuhan tidak hanya berkonsentrasi hanya di satu titik saja, melainkan kian menyebar dan merata ke berbagai daerah. Semua untuk kesejahteraan masyarakat
Berdasarkan pemikiran di atas Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SEMAPT) Unissula menyelenggarakan seminar nasional dengan tema . “Jalan Tol Semarang – Solo Sebagai Upaya Yang Efektif Dan Efisien Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Bagi Masyarakat’’
Sebagai Narasumber dalam SEMINAR NASIONAL OPTIMALISASI PROYEK TOL SEMARANG-SOLO ini, SEMA-PT UNISSULA mengundang:
- Dra. Yasti Soepredjo Mokoagow ( Ketua Komisi V DPR RI )
- Ir. Agus Suharjanto ( Direktur utama PT.Transmarga Jawa Tengah)
- Drs. Rukma Setiyabudi ( Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah )
- Djoko Setijowarno ( Akademisi UNIKA SOEGIYAPRANOTO dan Pakar Transportasi Jawa Tengah )
- Dr. H.Gunarto.,SH.,SE.,Akt.,M.Hum
Dan Sebagai Kynote Speakernya akan Dibuka oleh Bapak Bibit Waluyo ( Gubernur Jawa Tengah ),Serta Muhammad Rifai Zamuz S.SOS.dan di adakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa/ 26 Juli 2011
Waktu : Pukul 08.00 s/d Selesai
Tempat : Gedung Perpustakaan Lt. 2 Unissula Semarang
Informasi lebih lanjut hubungi : Anjar ( Ketua SEMA-PT ) 024 70886154