Anak-anak Sekolah Dasar saat ini rawan mengalami kemerosotan moral, bahkan diberitakan anak-anak SD sudah terlibat tawuran dan perkelahian yang menyebabkan kematian. Hal ini yang menjadi perhatian tiga mahasiswa Psikologi Unissula yakni Fikri Tahta Nurul Fiqih, Annita Wahyuningtyas, dan Abid Abdi Aziz untuk meneliti perilaku dan tingkat agresivitas anak-anak SD.
Penelitian pada bidang sosial humaniora yang berjudul “efektifitas biblioterapi kelompok untuk menurunkan agresivitas pada anak Sekolah Dasar” berhasil lolos dan mendapatkan hibah Dikti tahun pendanaan 2018.
Mereka menggunakan metode biblioterapi atau bercerita dengan cerita-cerita yang mengandung pesan moral. “Sejumlah anak kami terapi dengan menggunakan cerita yang mengandung nilai-nilai baik seperti karakter empati, menolong sesama yang harapannya dapat menurunkan nilai agresivitas.” Kata Fikri, ketua tim.
Penelitian dilakukan di SD Pakunden Semarang. “Tagetnya dilakukan tujuh sesi, setiap sesi satu cerita, dengan durasi 1,5 jam sudah termasuk pembukaan, ice breaking, dan review.” Menurutnya Fikri, penelitian melibatkan 37 anak, yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok kontrol 19 anak dan kelompok eksperimen 18 anak. “Kelompok eksperimen yang diterapi, sementara kelompok kontrol tidak. Kami mengukur hasilnya dengan skala agresifitas melalui kuesioner.” Katanya. Sebelumnya dilakukan pretest dan post test untuk mengetahui hasil dari sebelum diterapi dan sesudah diterapi.
“Selain itu anak-anak diberikan kartu emosi berdasarkan cerita yang disampaikan. Misalnya tokoh apa yang disukai, apa yang dirasakan ketika tokoh melakukan ini, dan lain-lain. Ada juga kartu harian untuk mencatat kemarahan mereka setiap hari. Lalu kami melakukan penilaian dengan kuesioner.” Terang Fikri.
Fikri mengatakan yang melakukan terapi adalah dua psikolog pendidikan, Anggun Dwi Cahyani dan Erni Agustina Setiowati SPsi, MPsi (sekaligus Dosen pembimbing). “Psikolog menyampaikan cerita, setelah itu mereview misalnya diberi pertanyaan tentang tokoh, perilakunya, hingga mempraktikkan melalui bermain peran.” Tutunya.
Psikolog mendalami karakter anak sebelum dan setelah terapi. Mereka diarahkan ke perilaku yang baik, agresif itu berdampak tidak baik. “Anak SD harus dididik sejak dini, sehingga nanti ketika remaja sudah tau modal karakter yang baik, bagaimana cara berinteraksi dan berempati,” katanya.
Harapannya, biblioterapi ini bisa diterapkan di semua kalangan untuk mengurangi kemerosotan moral anak-anak Indonesia. “Selain itu, manfaat lainnya adalah menumbuhkan minat baca bagi anak-anak Indonesia” tutupnya. Sembari melakukan penelitian, tim ini tengah mempersiapkan monitoring dan evaluasi (monev) internal tanggal 28 Mei 2018 dan monev ekstenal bulan juli mendatang.