Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Jarot Nugroho melepas Human Care Sultan Agung peduli korban Merapi Jumat (5/11) di Unissula. Human Care Sultan Agung merupakan hasil kerjasama badan pelaksana di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang dikomandani Lembaga Pengembangan Dana Umat (LPDU-SA). Tim tersebut terdiri dari relawan dokter spesialis mata, spesialis paru, spesialis jiwa, dan Psikolog dari Rumah Sakit Islam Sultan Agung, relawan mahasiswa Unissula, relawan dosen dari Fakultas Agama Islam, dan relawan LPDU-SA yang semuanya berjumlah 30 personil. Mereka akan diterjunkan ke Salam Magelang dan Selo Kabupaten Boyolali dengan dukungan satu ambulan serta tiga mobil .
Mereka akan berada disana selama lima hari dengan menjalankan tiga program yakni program medis umum, program pembinaan mental untuk mengatasi trauma korban, serta program peduli balita, lansia dan ibu hamil. Tim Human Care Sultan Agung yang dengan koordinator lapangan Sapto Brastokoro membawa bantuan logistik antara lain susu, bahan makanan, perlengkapan ibadah, Alquran dan buku buku doa serta perlengkapan toiletis seperti sabun dan pasta gigi yang dengan nominal lebih dari Rp 50.000,000,00.
Menurut Didik Eko Tim Human Care akan terus berpartisipasi baik pada tahap bencana maupun pasca bencana.
Pelepasan tim kemanusiaan tersebut juga dihadiri Wakil Ketua Umum YBWSA H Tjoek Subhan Sulchan, Sekertaris Dr H Didik Ahmad Supadi, WR III Unissula dr Muktasim Billah SpS, Dirut Rumah Sakit Islam Sultan Agung dr H Masyhudi MKes, unsur pengarah BPBD Jateng Srimulyadi, serta unsur pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga direktur LPDU SA Dr H Ir Didik Eko Budisantoso MT.
Dalam sambutannya Jarot Nugroho mengucapkan terimakasih atas kepedulian tim Human Care Sultan Agung dan senantiasa berkoordinasi dengan posko Aju BPBD. Ia mengungkapkan hingga saat ini sudah 27 orang korban Merapi yang menderita gangguan jiwa dan dirawat di Rumah Sakit Jiwa “Bantuan para psikolog dan dokter jiwa dari tim human care ini akan sangat bermanfaat karena para korban Merapi hingga hari ini banyak yang mengalami trauma misalnya karena terpisah dari keluarga dan lain sebgainya” ujarnya.
Masih menurut Jarot “Baik relawan maupun korban Merapi sendiri saat ini menghadapi problem yang sangat besar bayangkan hingga hari ini 30.000-40.000 pengungsi telah meninggalkan tempat tinggal mereka dengan radius jarak tempuh yang semakin jauh yaitu hingga 32 Km dari puncak Merapi. Ini jelas problem besar yang menuntut kepedulian semua fihak dan tidak akan selesai hanya dengan tebar pesona dan pernyataan belasungkawa belaka bayangkan banyak barak pengungsian yang sudah melebihi kapasitas. Untuk di magelang saja kebutuhan logistik tiap hari sebesar Rp250.000.000,00 sedangkan anggaran yang tersisa hanya Rp260.000.000,00, setidaknya untuk logistik selama tahap tanggap darurat butuh dana sedikitnya butuh Rp 7,5 Miliar” ujar Jarot Nugroho.
Dalam kesempatan tersebut Jarot juga meluruskan pemahaman yang salah di public bahwa korban yang meninggal tidak semuanya karena terkena semburan hawa panas merapi (wedhus gembel) tetapi karena faktor lain misalnya seorang bayi berumur enam bulan meninggal dalam gendongan ibunya yang diduga tak bisa bernapas karena bayi tersebut ditutup terlalu rapat dengan tujuan menghindari uadara yang tidak bersih saat evakuasi menuju pengungsian pada tanggal (26/10). Dua orang meninggal yang satu karena factor usia dan satunya karena kecelaakaan diperjalanan pada saat evakuasi (27/10). Satu orang meninggal karena stroke (1/11).
Dalam pelepasan tersebut Tjoek Subhan meminta para relawan agar benar benar ikhlas dan tidak mengharap pujian ria dan sebagainya karena tanpa keikhlasan hanya akan mendapat lelah semata.
Lebih awal
Pemberangkatan relawan dari Human Care Sultan Agung kali ini merupakan tahap kedua setelah sebelunya tim relawan pertama juga telah berada di sana pada (26/10) lalu. Begitu juga secara terpisah Unissula juga telah mengirimkan 25 relawan yang terdiri dari mahasiwa pada Jumat (29/10).
Gambar : Pelepasan relawan Human Care Sultan Agung