Mahasiswa Sastra Inggris Unissula Andra Fakhrian berhasil menorehkan prestasi membanggakan pada kompetisi Pemilihan mahasiswa berprestasi (pilmapres) 2017 tingkat nasional yang dilaksanakan di Swiss Belinn Hotel Surabaya pada 10 – 13 Juli 2017 lalu. Ia berjejer di peringkat 5 pada 17 besar nasional setelah sebelumnya menyisihkan 143 peserta seluruh Indonesia. Andra berada di peringkat 5 dengan urutan: UGM, UI, ITB, Unhas, Unissula, IPB, Undip dan seterusnya. Otomatis, ia memecahkan rekor tertinggi yang selama ini diraih oleh Unissula dalam kompetisi mawapres.
Menurut Andra, Mawapres adalah ajang tertinggi dan paling bergengsi yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti. “Dalam mawapres kita dituntut menguasai Bahasa Inggris, leadership skill, psikotest, pengetahuan umum, keahlian di bidang masing-masing, dan tentu saja prestasi akademik harus tinggi.” kata Andra
Putra daerah Sampit Kalimantan ini menuturkan di kompetisi tingkat nasional ini ia harus mengikuti setidaknya 5 jenis ujian, yaitu Psikotest, wawancara, diskusi umum, English public speaking, dan karya ilmiah. “Dalam diskusi umum para peserta dibagi per kelompok 5 orang. Kami disuguhkan isu nasional untuk dibahas, dan dinilai dari ketangkasan menjawab dan berpikir kritis” tuturnya.
Sementara di sesi English public speking, peserta diberi waktu speech 7 menit tentang isu nasional dan menjawab pertanyaan dari kontestan lain. “Kebetulan kedapatan tema “kedaulatan perikanan” yang diusung oleh Menteri Susi. Di Mawapres nasional ini tantangannya adalah kita harus bisa cross di luar bidang kita. Menguasai bidang-bidang lain, pengetahuan umum, dan update isu-isu terkini.” tuturnya.
Andra mengaku mengalami sedikit kendala ketika sesi presentasi Karya Tulis Ilmiahnya yang berjudul Sindong: inovasi dongeng sebagai sarana pendidikan karakter bangsa di era digital. “Saya sudah persiapan sangat matang presentasi karya tulis ilmiah dalam Bahasa Inggris, namun ternyata aturannya adalah harus pesentasi dengan Bahasa Indonesia. Jadi sedikit nervous karena harus segera alih bahasa dalam waktu singkat. Alhamdulillah bisa diatasi. Bahkan mendapatkan pujian dari juri Karena dinilai unik” ungkapnya.
Ia mengungkapkan “Bangga sekali dan tidak menyangka bisa melewati pencapaian sejauh ini. Karena harus melewati seleksi fakultas, universitas, Kopertis, hingga nasional. Dari ribuan mahasiswa, diambil 143, lalu 17, hingga duduk di 5 besar nasional.” Ia juga mengucapkan terimakasih kepada dosen, teman-teman yang telah mendukungnya selama ini.
“Alhamdulillah selama kompetisi berlangsung, para kontestan atau finalis mawapres sendiri saling suport. Saya telah berusaha melakukan yang terbaik.” Ungkapnya.