Mahasiswa Fakultas Psikologi Unissula yakni Ardy Wiratama, Dwi Agustiyaningsih, dan Sandy Agum Gumelar, melakukan penelitian terkait LGBT. Penelitian difokuskan pada pemberian terapi psikologis untuk membantu meningkatkan kesadaran orientasi seksual pada LGBT.
“Sebelum menjadi LGBT, tentu ada berbagai pemikiran dan kejadian yang melatarbelakangi. Terapi yang kami gunakan berasumsi bahwa proses kognitif atau pikiran sangat berpengaruh pada pembentukan keputusan dan perilaku. Perubahan pikiran juga akan diikuti oleh perubahan perilaku.” Terang Ardy Wiratama sebagai ketua peneliti.
Para partisipan dalam penelitian ini memiliki pemikiran awal yang beragam sebelum menjadi LBGT, seperti persepsi negatif terhadap lawan jenis, lebih percaya diri dengan atribut lawan jenis (seperti baju) dan pemikiran bahwa mereka memang sudah terlanjur diciptakan sebagai LGBT dari kecil. Tampaknya kondisi tersebut juga tidak lepas dari pengaruh pola pengasuhan orang tua.
“Ada partisipan perempuan yang ditinggal menikah oleh kekasihnya, lalu kecewa dan memiliki pandangan negatif pada lawan jenis. Ada partisipan laki-laki yang memiliki pemikiran bahwa wanita itu ribet, sehingga lebih sering bertengkar jika berhubungan dengan wanita. Ada juga partisipan laki-laki yang merasa lebih percaya diri mengenakan identitas wanita karena dari kecil sudah terbiasa diberi pakaian wanita oleh keluarga”. Tambah Dwi Agustiyaningsih.
Penelitian ini juga mengungkap berbagai konflik psikologis yang dialami oleh partisipan, seperti kekhawatiran pada masa depan, konflik internal maupun eksternal dengan lingkungan keluarga dan sosial.
Penelitian yang didampingi Anisa Fitriani SPsi MPsi Psikolog sebagai dosen pembimbing ini juga menjadi salah satu penelitian yang didanai kemeristekdikti dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan dinyatakan lolos untuk dikompetisikan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan diselenggarakan di Bali pada tanggal 27 – 31 Agustus 2019.
Sandy Agum Gumelar sebagai salah satu anggota peneliti menyampaikan bahwa hasil penelitian ini juga telah mereka presentasikan dalam konferensi ilmiah internasional di Universiti Sains Malaysia pada tanggal 2-4 Agustus 2019. Dengan lebih memahami berbagai konflik psikologis yang sedang dialami, seseorang akan lebih mudah untuk merubah berbagai pikiran yang kurang tepat, menemukan alternatif pikiran baru, dan membuka peluang terjadinya perubahan perilaku.