Menu 

Mahasiswa Diminta Membina Desa

Friday, December 16th, 2016 | Dilihat : 205 kali
Gambar: Sarjuni SAg MHum memberikan sambutan pada acara PHBD

Gambar: Sarjuni SAg MHum memberikan sambutan pada acara PHBD

Pengabdian masyarakat tidak bisa dipisahkan dari tri dharma perguruan tinggi. Namun selama ini pengabdian lebih banyak berfokus pada kegiatan dosen, dan belum menyentuh mahasiswa. Demikian kata Wakil Rektor III Unissula Sarjuni SAg MHum pada Pelatihan penyusunan proposal hibah bina desa (PHBD) di Unissula (14/12).

Di hadapan para civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi, ia menuturkan “Selama ini mahasiswa hanya diwadahi oleh kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), sehingga melalui pelatihan ini kita bisa membuka wawasan tentang program PHBD yang diselenggarakan oleh Ristekdikti.”

Menurutnya, perkembangan kota yang sangat pesat secara tidak langsung membuat daerah desa menjadi termarjinalkan. “Program yang berbasis kearifan lokal di desa belum tersentuh. Maka melalui PHBD, diharapkan pembinaan desa selanjutnya bisa lebih optimal dengan melibatkan peran mahasiswa yang lebih banyak.” Ungkapnya sekaligus membuka secara resmi acara yang merupakan program dari paguyuban rayon 1 Kopertis VI Jateng.

Sementara itu narasumber Dr Widyo Winarso (Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ristekdikti) memaparkan paradigma baru pengembangan kemahasiswaan di Indonesia. “Kita hidup di era kompetisi yang mana daya saing antar bangsa diperhitungkan.” Katanya,  Indonesia berada di peringkat 44 di dunia dan 4 di ASEAN. Oleh karena itu, menurutnya, “Mahasiswa harus cerdas dan berprestasi di bidang kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler.”

Dalam paparannya yang dimoderatori oleh Tri Wikaningrung SE MSi kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Unissula, Widyo menerangkan menghadapi era kompetisi seperti ini, perguruan tinggi harus menjadi bagian dari pembangunan secara nyata. “PHBD bermula dari kepedulian terhadap masalah di desa. Kemudian dicarikan format yang ideal untuk mengembangkan potensi pedesaan yang program tersebut dijalankan oleh organisasi mahasiswa seperti BEM, SEMA, HIMA, hingga UKM.” Katanya.

Ia menjelaskan yang membedakan PHBD dengan PKM Pengabdian Masyarakat adalah pada prinsip yang diusung. “PHBD diajukan oleh organisasi mahasiswa yang merangkul institusi. Kegiatan yang diselenggarakan harus bersifat aplikatif dan mengatasi problem.” Selain itu, katanya, program PHBD harus realistis dan benar-benar memberdayakan potensi masyarakat secara berkelanjutan. “Antara program dan anggota tim PHBD tidak harus linier dengan bidang keilmuan, dan boleh berkolaborasi dengan organisasi lain”. Tambahnya.

 

Related News