Arus globalisasi yang muncul sejak akhir abad ke- 19 menjadi tantangan baru bagi manusia. Adapun di Indonesia proses ini terjadi saat masa-masa mulai pembangunan dan mulai masuknya tenaga ahli dari luar negeri.
Bagi tenaga kesehatan arus globalisasi yang semakin cepat bukan menjadi satu-satunya tantangan. Tenaga kesehatan khususnya di Indonesia juga menghadapi tantangan internal. Menyikapi hal ini dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Dr dr Setyo Trisnadi SH Sp KF memaparkan bahwa tantangan internal tersebut seperti masih ada kekosongan tenaga kesehatan di daerah terpencil, atau perbatasan. Sehingga ia berpendapat perlu adanya persiapan untuk menghadapi tantangan-tantangan itu.
“Jadi sebetulnya yang harus dipersiapkan adalah tantangan internal dan tantangan eksternal. Apa yang harus dipersiapkan? Yang harus dipersiapkan ya kompetensinya, bahasanya, khususnya untuk menghadapi tantangan global,” ujarnya ketika dihubungi (25/3) ini.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa saat ini era industri 4.0 sudah mulai beranjak ke era 5.0. Era ini dipahami sebagai era peradaban manusia dan teknologi digital tanpa menghilangkan jati diri manusia yang sesungguhnya.
Menurutnya era industri 5.0 fokus pada kualitas akhlak, moralitas, dan kompetensi. Sehingga ia menyatakan kuliah di Unissula merupakan langkah yang pas, karena Unissula tidak hanya komitmen mengembangkan ilmu dan teknologi, namun juga komitmen untuk membangun generasi khaira ummah. “Mulai dari Yayasan, Universitas, hingga fakultas memiliki visi untuk membangun generasi khaira ummah. Generasi terbaik, yang kemudian menjadi rahmat bagi masyarakat,” paparnya.
Saat ini Kedokteran Unissula memiliki tujuh prodi unggulan yakni Sarjana Pendidikan Dokter (S1) terkareditasi A BAN PT dan terakreditasi internasional, Profesi Dokter terakreditasi A dan terakreditasi internasional, Sarjana Farmasi terakreditasi B, Profesi Apoteker teraktreditasi Baik Sekali, Sarjana Kebidanan terkreditasi B, Magister Biomedik terakreditasi B, dan Profesi Bidan yang juga telah terakreditasi.
Guna mengakomodir perkembangan zaman yang begitu cepat dan kurikulum pendidikan kedokteran yang terus mengalami perubahan, Kedokteran Unissula menerapkan metode pembelajaran yang berbasis kompetensi dengan metode berdasarkan masalah atau Problem-Based Learning (PBL).
“Metode PBL ini memungkinkan mahasiswa mulai tahun pertama memiliki kesempatan mengembangkan kompetensi diri. Selanjutnya di metode ini mahasiswa akan dibagi menjadi kelas-kelas kecil. Sehingga dengan metode ini mahasiswa dituntut untuk aktif dalam memperoleh pengetahuan,” jelasnya.
Selain menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang kompeten dan terampil dalam menjalankan profesinya, Kedokteran Unissula juga memiliki visi tafakkuh fiddin. Yaitu yang selalu mempelajari ilmu agama, mempraktekkannya, kemudian menjadi orang yang agamis. “Itu harapannya, jadi selain tadi menjadi professional, mempraktikkan ilmu, dan keterampilannya sebagai professional, juga bertakwa dan berakhlak mulia”, ungkap dosen ilmu kedokteran forensik tersebut.
Bukan hanya menerapkan metode pembelajaran yang adaptif, Kedokteran Unissula juga melengkapi SDM dan infrastruktur yang unggul. “Yang pertama tahun 2024 Kedokteran Unissula 50% dosennya S3. Kemudian yang kedua untuk menyiapkan infrastruktur Kedokteran Unissula membangun gedung baru tujuh lantai yang terkoneksi dengan laboratorium. Di situ juga kita siapkan IT terpusat”, terangnya.
Sebagai salah satu fakultas unggulan, Kedokteran Unissula juga memberikan peluang kepada mahasiswa untuk belajar tentang teknologi-teknologi terbaru di bidang kedokteran di luar negeri. Tercatat saat ini Kedokteran Unissula telah bekerjasama dengan berbagai kampus internasional. Diantaranya Faculty of Medicine And Health Sciences Universiti Sains Islam Malaysia, Department of Plastic And Reconstructive Surgery Korea University/ Korea University College of Medicine, Faculty of Medicine Prince of Songkla University, Faculty of Medicine Gunma University Japan, Bangladesh Journal of Medical Science dan lain-lain.
Selain menjalin kerjasama dengan universitas terkemuka, dan telah terakreditasi internasional ASIC, dan pada tahun 2026 Kedokteran Unissula menargetkan terakreditasi internasional ASEAN. “Sehingga para alumni yang lulus dari institusi yang terakreditasi unggul, maka peluang kerja itu akan semakin luas. Karena akreditasi itu tetap dilihat di lapangan pekerjaan,” ungkapnya.
Dengan akreditasi internasional tersebut Kedokteran Unissula sangat diminati oleh siswa-siswi SMA. Bahkan menurut Setyo rerata tiga tahun ini rasio pendaftar dengan yang diterima adalah 8:1. “Kedokteran Unissula sudah berusia 58 tahun sehingga sudah sangat berpengalaman dalam dunia pendidikan. Unissula pernah meraih meraih besar dalam uji kompetensi. Hal itu membuktikan kualitas unggul Kedokteran Unissula,” pungkasnya.