Menu 

Kebidanan Unissula Gelar Seminar Persalinan Caesar

Monday, September 3rd, 2012 | Dilihat : 1008 kali

Prodi Kebidanan D3 Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula mengadakan seminar nasional bertema vaginal birt after caesaria bertempat di Aula gedung B Fakultas Kedokteran pada Sabtu (1/9). Menghadirkan Dokter Aditya Kusuma Sp OG (pendiri gerakan selamatkan ibu),   Lurensia Lawintono Msc IBcLc (PP IBI Pusat Bidang Hukum).

Seminar yang di hadiri 800 bidan dan akademisi tersebut menitikberatkan pada manajemen persalinan pada Vaginal birt after caesaria (VBAC) baik preventi maupun kuratif, manajemen dan kewenangan bidan dari sisi hukum.

Laurensia Lawintono M.Sc pengurus pusat ikatan bidan Indonesia (IBI), salah satu pembicara yang juga lulusan California state university tersebut menjelaskan tentang manajemen vaginal birth After Cesarian (VBAC) atau kelahiran pervaginam/normal setelah operasi Caesar dengan pendekatan manajemen Asuhan Antenatal Care (ANC).

“ANC atau suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan  yakni diantaranya adalah mendiskusikan pengalaman persalinan yang lalu, termasuk perasaan kegagalan dan kehilangan pengendalian, mengungkapkan kekhawatiran, perhatian dan ketidakpastian bagaimana pasien akan menghadapi persalinan berikutnya, persalinan harus dilakukan di Rumahsakit yang mempunyai SDM dan Alat yang memadai”jelasnya.

Selain itu Dosen  Diploma III  Kebidanan  STIK Sint. Carolus. Jakarta tersebut juga menjelaskan tentang kewenangan bidan dalam  VBAC dari sisi hukum , dia merujuk pada kemenkes RI no 369/2007. “Tentang standar profesi bidan pada lampiran butir 4 mengenai paradigm kebidanan Huruf ‘d’ tentang pelayanan kebidanan, bahwa pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang terdaftaryang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. Untuk VBAC bidan perlu kolaborasi demi keamanan ibu dan bayi” jelasnya.

Hadir  pula sebagai pembicara dokter Aditya Kusuma SpOG. Dokter lulusan FK UI ini menjelaskan keberhasilan persalinan dengan VBAC. “ angka keberhasilan pervaginam sekitar-60-82%, angka keberhasilan berkurang 10% bila menggunakan oksitosin.” Dia menambahkan “Faktor pendukung keberhasilan VBAC adalah yang pertama usia kurang dari 40 tahun, kedua pernah melahirkan pervaginam, ketiga indikasi SC terdahulu bukan yang berulang malpresentasi, hipertensi gestational, dan keempat adalah factor serviks” jelasnya.

Dalam seminar ini juga terdapat testimony dari ibu Sulistyo yang pernah mengalami  VBAC, “Pada kelahiran anak pertama saya dengan operasi Caesar, namun kemudian pada kelahiran anak kedua saya dihadapkan pada dua pilihan antara melahirkan normal dan SC dengan resikonya. Akhirnya dengan dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Maka saya memilih melahirkan dengan normal. Dan sampai sekarang anak kedua saya sehat” ungkap ibu yang saat ini juga menjadi Bidan di RSUD Karanganyar.

Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Unissula Retno Setyowati, M Kep, SpKMB menyambut positif kegiatan ini. “Saya sangat apresiatif dengan seminar nasional tentang VBAC yang diselenggarakan oleh prodi D3 kebidanan Unissula, dan saya juga melihat antusias dari peserta sangat bagus, harapan saya kegiatan – kegiatan semacam ini harus terus digalakkan karena pengembangan ilmu pengetahuan semacam ini tidak harus melalui jalur formal atau dikelas tetapi juga bisa dengan kegiatan seminar semacam ini” ungkapnya.

 

 

 

 

Related News