Menu 

Ibu Hebat Generasi Kuat

Monday, December 21st, 2020 | Dilihat : 702 kali
Kartika Adyani SST Mkeb, Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang

Kartika Adyani SST Mkeb, Dosen Kebidanan Fakultas Kedokteran Unissula Semarang 

Hari Ibu ditetapkan oleh Presiden Soekarno dalam Keputusan Presiden RI No. 316 Tahun 1958, tanggal tersebut bertepatan dengan Kongres Perempuan Indonesia I diadakan pada tanggal 22-25 Desember 1928.

Tak ada yang bisa menyangkal bahwa kasih ibu sepanjang masa. Ibu adalah sosok makhluk ciptaan Tuhan dengan sejuta keahlian yang wajib kita hormati seperti yang tertulis didalam Al-Quran Surat Luqman Ayat Ke-14 : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. …”

Tahun ini, dimana Pandemi tengah menyerang dunia, Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan cara bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah pun dianjurkan dari rumah. Keadaan ini membuat peran ibu terasa lebih sulit, khususnya untuk mereka yang bekerja.

Work From Home (WFH) menjadi adaptasi kebiasaan baru untuk beberapa ibu bekerja. Kesibukan pun bertambah, tidak hanya pekerjaan rumah dan kantor yang harus ia selesaikan, mereka pun harus intens dalam mendampingi putra-putri mereka belajar dari rumah, tak jarang mereka kurang tidur karena harus menyelesaikan tumpukan pekerjaan saat anak anak mereka terlelap.

Ibu harus beradaptasi dengan situasi baru, mengingatkan anggota keluarga agar tetap menjalankan protokol kesehatan, memastikan gizi keluarga mereka tercukupi agar imunitas tubuh tetap terjaga dan terhindar dari wabah Covid-19. Namun, disisi lain ibu pastilah merasa bahagia karena kedekatan dengan keluarga terutama dengan anak-anak mereka terjalin lebih dekat, mereka yang selalu memerah ASI nya di kantor untuk dibawa pulang, sekarang dapat lebih sering menyusui bayinya secara langsung.

Mereka yang lebih sering membeli makanan dari luar dapat memasak bersama buah hati mereka dan bisa menyuapi anak-anaknya. Mereka pun bisa bermain bersama sebagai bentuk stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Nikmat kebersamaan yang tidak ibu dapatkan saat harus pergi bekerja.

Bukan hal yang mudah untuk memaksimalkan peran ibu dirumah selama WFH, tak sedikit dari mereka yang mengalami stres bahkan depresi. Menurut penelitian yang di lakukan di Itali, orang tua mengalami tekanan psikologis saat mengasuh anaknya di masa pandemi Covid-19, terutama seorang Ibu. Ibu memiliki tekanan psikologis yang lebih besar.

Tekanan ini dapat muncul akibat rasa bersalah, kesedihan, dan rasa tidak mampu dalam mengatur anak-anak mereka. Hal ini dapat memunculkan emosi negatif. Tekanan psikologis akan menurun seiring dengan bertambahnya usia sang anak.

Tekanan psikologis tersebut dapat ditandai dengan meningkat atau menurunnya nafsu makan, lebih sensitif, sering tiba-tiba menangis, atau yang lebih ekstrim ada keinginan untuk melukai diri sendiri maupun anak.

Peran Keluarga, terutama Suami sangatlah penting dalam mengurangi tekanan psikologis seorang Ibu. Suami dapat membantu Ibu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membersamai anak-anak dengan jadwal yang telah disepakati bersama serta dapat memberikan pujian, semangat bahkan memberikan hadiah kepada Istri atau mendengarkan keluh kesah sebagai bentuk dukungan terhadap Istrinya.

Begitu mulianya seorang ibu, ketika ia mendapatkan dukungan dari orang terkasihnya, mengingat kembali bahwa fitrah seorang ibu adalah menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya, diharapkan semangat untuk mendampingi keluarga agar dapat terbentuk generasi yang berkualitas dapat bergejolak kembali.

Tak salah jika saat Rasulullah ditanya oleh seseorang “ Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?; Nabi menjawab, “ Ibumu”; dan orang tersebut kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?”; Nabi menjawab, “Ibumu”. Orang tersebut kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi”; beliau menjawab “Ibumu”. Orang tersebut bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi?”; Nabi menjawab, “Kemudian ayahmu.” (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no 6447). Begitu mulianya peran Ibu. Ibu merupakan pondasi dalam membangun generasi bangsa yang berkualitas.

Selamat Hari Ibu
Generasi kuat lahir dari rahim ibu, mereka hebat karena tangan ibu, tangan yang mengasah mereka, mengasihi mereka, mengasuh mereka dan tangan yang menengadah untuk mereka.

Related News