Menu 

Hidup Cerdas dan Keren Ala Gus Baha

Wednesday, August 19th, 2020 | Dilihat : 1468 kali

Gus Baha (kanan) dan Rektor Unissula Drs Bedjo Santoso MT PhD

Gus Baha (kanan) dan Rektor Unissula Drs Bedjo Santoso MT PhD 

Unissula mengadakan peringatan tahun baru Hijriyah 1442H dengan ngaji bareng Gus Baha (KH Bahaudin Nursalim) yang dilangsungkan di kampus Kaligawe (19/8). Ia mengingatkan pentingnya kearifan dalam mengelola kehidupan. Kebijakan dan kearifan yang utama adalah sesuatu yang tidak mendesak jangan dijadikan kebutuhan. “Kenapa kita sedemikian ribet dalam hidup karena kita terlalu berlebihan dan menginginkan banyak hal yang sebenarnya tidak diperlukan, contohnya makan enak itu apa? Sebenarnya jawabannya sederhana saat kita lapar makanan apapun asal sehat dan halal menjadi enak. Tapi kita menterjemahkan makan enak ya makan sate, gule dan lainnya, belum lagi tempatnya harus di warung makan yang bagus, harus ditemani pelayan maka hal itu akan membuat hidup kita jadi ribet. Coba saat kita lapar harus cari warung yang enak ternyata warung yang kita tuju sudah tutup atau untuk mencapai warung tersebut ternyata jalannya macet. Sehingga betapa ribet hidup kita hanya untuk makan enak”, ungkap Gus Baha. Lebih lanjut ia menyarankan agar dalam hidup semaksimal mungkin tidak tergantung pada banyak hal. Hidup itu apa? Hidup yang paling mulia itu yang paling dekat dengan Allah. “Usahakan agar kita tidak tergantung pada banyak hal. Karena tergantung pada banyak hal dan tidak tergantung pada banyak hal itu keren mana? cerdas mana?. Ya keren yang tidak tergantung pada banyak hal. Misalnya saja untuk bahagia itu bisa kapan saja ndak usah nunggu harus terkenal, harus punya uang banyak, harus ini harus itu. Kalau untuk bahagia saja harus menggantugkan pada berbagai kemungkinan dan keadaan betapa kita akan menjadi manusia yang susah bersyukur”, ujarnya. Ia juga menjelaskan kebiasaanya membawa kitab kemana mana saat disuruh menjadi pembicara. Menurutnya kita semua sebagai umat Nabi Muhammad berhak mendapat warisan yang paling luhur dan jernih yakni Alqur’an dan Hadis serta yang paling berhak mendapat otoritatif menterjemahkan Alqur’an dan Hadis adalah ulama ulama kelas dunia yang telah diakui kealimannya seperi Imam Buhari, Imam Ghozali dan ulama ulama yang sekaliber beliau. Sehingga umat berhak mendapatkan pemikiran pemikiran para ulama tersebut. “Kalau saya ndak bawa kitab saya khawatir yang saya sampaikan adalah pemikiran saya bukan pemikiran pemikiran para ulama yang telah terbukti keotentikannya tersebut”, pungkas Gus Baha. Rektor Unissula Drs Bedjo Santoso MT PhD dalam sambutannya mengatakan bahwa Unissula setiap tahunnya mengadakan peringatan tahun baru Hijriyah dalam rangka menegaskan Kembali pentingnya spirit Islam dalam kehidupan.

Related News