“Untuk berkompetisi dengan lulusan dari negara ASEAN lainnya, setiap alumni perguruab tinggi harus unggul dalam kualitas. Pada segi kuantitas, kita memang sudah menang dari 600 juta penduduk ASEAN, 250 juta itu sudah di Indonesia. Nah, sisi kualitasnya itu yang perlu dipersiapkan lebih baik,” Prof DYP Sugiharto pada Seminar Pengembangan Profesionalisme Dosen Menghadapi MEA 2015 di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang (5/11).
Lebih lanjut Sugiharto berharap, PT di Indonesia menyiapkan lulusannya untuk tidak hanya terampil pada skill tapi juga menguasai bahasa asing. Sebab, komunikasi merupakan bagian paling penting pada saat masuk pangsa kerja di negara lain. “Kendala bahasa itu bukan “cuma.” Tapi jadi kendala utama. Mau pintar dan terampil tapi kalau tidak bisa berkomunikasi lha terus bagaimana kerjanya,” paparnya.
Dia mencontohkan, negara ASEAN lainnya yang sekarang sudah bersiap diri menyambut MEA dengan serius salah satunya adalah Filipina. Filipina saat ini sudah bersiap-siap selangkah lebih maju. “Perawat mereka sudah ada yang dikirim ke sini, meskipun tidak digaji selama setahun (oleh rumah sakit Indonesia). Itu strategi mereka, pemerintahnya dulu yang menggaji. Pemerintah mereka serius, jadi ketika 2015 tiba, tenaga kerja mereka sudah tersebar,” katanya.
Penyiapan lulusan, kata dia, bukan hanya sebatas mendidik saja, namun juga memfasilitasi mereka ketika hendak terjun di dunia kerja, terutama di pasar asing. “Jadi, setelah lulus, mereka juga harus memiliki sertifikasi kompetensi dan ketrampilan yang berstandar internasional. Dengan begitu, daya tawar mereka akan lebih tinggi,” tukasnya.
Sugiharto menambahkan, persiapan menghadapi MEA perlu dikuatkan secepat mungkin. Jangan sampai para lulusan di tanah air selain tidak mampu menembus pasar asing di ranah ASEAN, juga gagal menembus pasar dalam negeri karena sudah dimasuki lulusan dari negara-negara ASEAN lainnya. “Jika kita tidak bisa masuk ke pasar ASEAN, mungkin masih ada pasar dalam negeri. Tapi kalau pasar dalam negeri saja sudah tidak bisa masuk juga, kedua tangan kita tidak akan mampu menutup muka kita sendiri (malu),” pungkasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Rektor Unissula Anis Malik Thoha mengajak para dosen di lingkungan kampusnya meningkatkan kualitas dan pelayanan yang diberikan kepada mahasiswanya. “Kita harus siap hadapi MEA. Dimulai dari pelayanan dosen, bimbingan, dan lainnya agar menghasilkan lulusan berkualitas,” bebernya