Habib Syech Bin Abdul Qodir Assegaf memimpin acara Unissula bersholawat III (5/12) di kampus Universitas Islam Sultan Agung. Secara khusus Habib Syech mengingatkan pentingnya kewasapadaan para generasi muda pada bahaya narkoba salah satunya Pil PCC yang pabriknya baru terbongkar di Solo dan Semarang.
Dalam kesempatan tersebut juga tampil Pangdam IV/ Diponegoro Mayjend TNI Wuryanto memberikan tasuhiah kebangsaan. Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan putra putri bangsa agar tidak terjebak dalam perang proxy. “Indonesia adalah bangsa besar dengan potensi yang luar biasa dan bisa membuat iri bangsa bangsa lain sehingga mereka berusaha menguasai dan merusak Indonesia kita tercinta ini”. Ujar Wuryanto.
Perang proxy adalah perang dengan menggunakan fihak ketiga melalui berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, hukum. Ada banyak hal yang mereka lakukan antara lain dengan menguasai media massa, mendorong adanya pemimpin boneka, membeli produk undang undang, memecah belah parpol, mengekploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan berbagai cara lainnya.
“Oleh karenanya kita sebagai generasi penerus harus tetap berpegang teguh pada apa yang menjadi cita cita para pendiri bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa pemenang dalam kompetisi global”. Tambah Wuryanto.
Masih menurut Wuryanto sudah banyak contoh konflik berkepanjangan yang menjadi sumber malapetaka bagi hancurnya sebuah bangsa, kita bisa melihat Suriah, Sudan, Ukraina, Nigeria, Kongo dan lainnya menjadi contoh kehancuran tersebut “Kita semua yakin konflik itu tak ada dengan sendirinya lebih dari 70% konflik di dunia bersumber karena konflik energi (minyak) inilah yang menjadi sumber konflik” Pungkas Pangdam IV/Diponegoro.
Diperkirakan pada tahun 2.056 diperkirakan bahan bakar fosil akan habis seiring dengan semakin meningkatnya penduduk bumi. Sehingga diperlukan kewaspadaan dan persatuan segenap elemen bangsa agar Indonesia tidak menjadi terpecah belah karena perang proxy yang ditebarkan negara lain.