Menu 

Guru Besar Kedokteran Unissula Kembangkan Mahkota Dewa Atasi Kanker

Thursday, October 5th, 2023 | Dilihat : 214 kali

(5) Mahkota Dewa

Kasus kematian karena kanker payudara relatif masih tinggi. Dan masih menjadi permasalahan kesehatan dunia. Bahkan menurut data Kemenkes kasus kanker payudara menempati urutan pertama diantara 396.914 kasus kanker yang terjadi. Hal ini diungkap oleh Prof Dr Ir Hj Titiek Sumarawati MKes (5/10/2023).

Dosen Kedokteran Unissula tersebut meneliti tentang efek buah mahkota dewa terhadap atrofi, apoptosis sel lender usus dan konsentrasi phalerin pada vena, portal dan sirkulasi sistemik mencit adenokarsinoma setelah pengobatan adriamycine dan cyclophosphamide.

Lebih jauh ia menjelaskan bahwa dalam proses pengobatan kanker menimbulkan berbagai permasalahan baru. “Selama ini tata laksana penanganan kanker sudah dilakukan dengan pembedahan, radiasi, pengobatan endokrin, imunoterapi, dan kemoterapi. Namun dalam pelaksanaannya tersebut perlu kita perhatikan bahwa obat yang diberikan dalam perkembangannya adalah antiproliferatif terhadap sel kanker juga terhadap sel normal, menyisakan resistensi obat anti kanker, dan akan memengaruhi RNA, DNA, dan protein sel lain,” ungkapnya.

Dirinya melanjutkan efek dari kemoterapi tidak hanya mematikan sel kanker, namun juga kematian sel normal. “Maka untuk menghindari tersebut perlu ajuban botani dengan phaleria macrocarpa (mahkota dewa), yang sudah terbukti sebagai anti inflamasi, antioksidan, dan dalam waktu yang sama dapat melindungi efek kerusakan organ,” jelas Sekretaris Program Magister Biomedik Unissula tersebut.

Dari penelitian yang dilakukannya tersebut Prof Titiek menyimpulkan bahwa kombinasi ekstrak mahkota dewa dengan obat-obat kemoterapi mampu menginduksi kematian sel dan atrofi pada sel lender usus, sehingga menurunkan penyerapan phalerin oleh dinding usus.

“Kedua tidak ada korelasi terbalik antara konsentrasi mahkota dewa dengan tingkat keparahan apoptosis sel lender usus. Dan ketiga kombinasi ekstrak mahkota dewa dan ekstrak kedelai terbukti dapat menurunkan jumlah fibroblast, produksi VEGF, IL 6, dan TNF alpha pada hari ke- 5 dan ke- 21, sedang serum tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna,” pungkasnya.

Related News