Forum Doktor Unissula (FDU) mengadakan webinar solusi komprehensif atasi banjir dan rob di pantura Jateng dan Kota Semarang dengan menghadirkan keynote speaker Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono (24/3). Ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki kerawanan yang tinggi tertimpa bencana alam.
Menurutnya selama tahun 2.020 telah terjadi lebih dari 2.900 bencana alam yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi. 1.065 bencana banjir mengakibatkan 370 orang meninggal dunia. Menyebabkan kerugian materi antara lain lebih dari 40.000 rumah dan berbagai fasilitas umum lainnya rusak.
“Berdasarkan statistik selama Januari hingga Maret tahun 2.021 ini telah terjadi 367 bencana banjir dan 12 gelombang pasang/abrasi. Tahun 2.020 terjadi 1.070 kejadian banjir dan 36 gelombang pasang/abrasi. Sementara sepanjang 2.019 terjadi 757 bencana banjir dan 18 gelombang pasang/abrasi. Jika kita lihat trennya cukup menghawatirkan oleh karenanya kita harus mengelola ini secara cermat”, ungkap peraih penghargaan the best minister 2.020 tersebut.
Ia menambahkan secara teknikal konsep penanganan banjir bisa dilakukan dengan tiga hal. Pertama, menahan di hulu dengan program penghijauan, pengendalian sedimen, membangun bendungan. Kedua, mengatur di tengah, dengan meningkatkan tampungan/normalisasi sungai/ kolam retensi, penataan drainase, dan pengalihan aliran sungai. Ketiga, menahan dan mengatur di hilir dengan mencegah air laut masuk ke daratan dengan tanggul, pengendalian sedimen dengan pengerukan sungai, penataan drainase, membangun tampungan air/waduk retensi/normalisasi sungai, dan sistem pompa/polder/pintu air.
“Tiga konsep tersebut merupakan sebuah pendekatan teknikal untuk mengatasi banjir namun kita butuh lebih dari itu semua karena sesuangguhnya penanganan banjir membutuhkan penanganan menyeluruh dan multisektoral bukan hanya satu sektor”, pungkas pria kelahiran Surakarta 5 Nopember 1954 tersebut.
Keynote speaker lainnya yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, adapun para narasumber antara lain Muhammad Adek Rizaldi ST MTech Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana, Prof Imam Wahyudi dari Fakultas Teknik Unissula, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.