Program studi Teknik Elektro (TE) FTI Unissula menyelenggarakan seminar nasional dengan tema “Pengoptimalan energi baru terbarukan sebagai pembangkit Listrik di Indonesia” yang diselenggarakan di Aula lantai 3 gedung Faklutas Ekonomi Unissula (28/4).
Acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Dekan I Ahmad Syahroni ST Meng serta dihadiri oleh Ketua Prodi Elektro Muhammad Khosiin ST MT, para dosen teknik elektro serta tamu undangan dan peserta yang hadir dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut ahli bidang elektronika daya konverter statis Prof Dr Slamet Riyadi MT sebagai perwakilian dari akademisi. Ir Muhaimin Iqbal yang merupakan pakar biomassa dan pendiri sekaligus chairman dari Indonesia startup center yang mewakili dari kalangan entrepreneur dan peneliti serta hadir pula Direktur perencanaan dan pembangunan infrastruktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Noor Arifin Muhaimin ST MSIE yang mewakili dari kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku regulator atau pemerintah.
Dalam paparanya Muhaimin Iqbal menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang paling potensial untuk mengembangkan sumber energi biomassa. Energi biomassa ini merupakan energi yang bahan bakunya murah dan mudah didapatkan seperti limbah pertanian dan sampah.
“Dilihat dari secara geografis Indonesia sangat potensial menjadi negara produsen terbesar energi biomassa di Dunia. Dan ini potensi yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia” terang Muhaimin Iqbal.
Sementara itu Noor Arifin menerangkan bahwa pemerintah saat ini sedang menuju kearah yang benar untuk mendukung terciptanya energi baru terbarukan dengan mendirikan pembangkit Listrik dari energi terbarukan serta membuat beberapa regulasi yang memudahkan investor berinvestasi di bidang tersebut.
Sedangkan menurut narasumber ketiga investasi dalam mengembangkan dan memanfaatkan energi baru terbarukan seperti pemanfaatan energi sinar surya masih memebutuhkan investasi yang tidak murah. Maka perlu sinergi yang kuat antara antara pemerintah selaku regulator dan pihak swasta selaku investor untuk menggarap potensi tersebut secara maksimal.