Gambar: dr Iwang Yusuf MSi (ketiga dari kiri) terpilih sebagai perwakilan council member untuk wilayah Far East Asia (ASEAN dan Australia) dalam World Muslim Health Union II di Turki.
Dosen Fakultas Kedokteran Unissula dr Iwang Yusuf MSi mewakili Indonesia pada kongres World Muslim Health Union II (WMHU) di Istanbul Turki (28/11 – 2/12) lalu. Kongres tingkat dunia tersebut dihadiri oleh 650 delegasi yang berasal dari 130 NGO dari 70 negara, baik negara muslim, mayoritas muslim, maupun negara dengan minoritas muslim.
Kongres tahunan yang diprakarsai oleh pemerintah Turki ini mengusung topik humanitarian dan disaster management, khususnya bencana yang melanda umat muslim di dunia. “Kami tengah fokus menangani masalah para pengungsi karena akibat bencana alam maupun bencana kemanusiaan seperti yang terjadi di Syiria, Rohingya” Kata Iwang.
WMHU secara terorganisir akan mengirimkan bantuan berupa tenaga kesehatan, donasi, bahan makanan dan obat-obatan, dan sebagainya.
Menurut Iwang kongres diselenggarakan dengan rangkaian agenda rapat, penyusunan program, hingga pemilihan ketua dan jajaran pengurus. Pada kongres tersebut, ia terpilih menjadi council member untuk wilayah Far East Asia (ASEAN dan Australia). “Selama konggres berlangsung, saya turut menjadi anggota komisi pemilihan sebelum ditunjuk sebagai council member.” Ungkapnya.
Di antara draft keputusan kongres, sedikitnya 20 program kerja yang disusun di antaranya menangani para pengungsi korban akibat bencana, penyakit, perang; mendirikan yayasan penyandang dana untuk pasien, seminar akademik dan publikasi, bekerjasama dengan kementerian kesehatan, memperjuangkan hak-hak muslim minoritas, membangun rumah sakit, dan lain-lain.
“Kami mengangkat platform perkembangan sains di dunia kedokteran, isu gender, student exchange, dan lain-lain.” Ungkapnya. Dalam kesempatan tersebut, para delegasi berkesempatan mengunjungi Rumah Sakit Medipol Mega Teaching Hospital yang telah dikelola dengan teknologi yang sangat canggih.
Iwang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Kedokteran Islam (FOKI) yang beranggotakan 25 Fakultas Kedokteran Islam dari PTAIS dan PTAIN seluruh Indonesia. “FOKI mempunyai misi menjalin kerjasama di bidang keilmuan kesehatan serta mengembangkan kurikulum kedokteran Islam berbasis syariah.” Menurutnya, jaringan internasional yang telah dibangun tidak boleh disia-siakan.
“Setiap tahun Indonesia berkesempatan menghadiri workshop-workshop internasional secara gratis. Kita harus memanfaatkan networking ini, karena bukan hanya untuk Unissula, namun juga untuk Fakultas Kedokteran dari perguruan tinggi Islam di seluruh Indonesia.” Pungkasnya.
