Dosen Fakultas Ekonomi (FE) Unissula Dr Ja’far Shodiq mengajar di Rotterdam University Aplied Scinces (RUAS) Belanda selama sepekan yang dimulai (20/11). Ia mengajar tentang water management khususnya dampak secara ekonomi.
Jika dilihat dari perspektif sosial ekonomi, Ja’far meninjau dari dampak yang ditimbulkan, termasuk perhitungan kerugian akibat banjir. “Kami lebih melihat ke arah preventif bagaimana mencegah terjadinya banjir. Dengan melihat aspek-aspek perubahan perilaku manusia, seperti konsumsi energi, penanaman pohon, hingga pengelolaan sampah.” Ujarnya.
Lebih luas lagi, menurutnya, water management sangat erat kaitannya dengan pengelolaan sampah. “Sungai harus bersih dari sampah, maka perilaku masyarakat yang biasa membuang sampah di sungai harus dibenahi. Bukan hanya sekedar larangan, namun harus ada solusi, misalnya dengan membangun bank-bank sampah di sepanjang sungai yang akan bernilai ekonomis. Pemerintah sangat berperan penting dalam hal ini, karena dari pengelolaan sampah akan menjadi rangkaian siklus ekonomi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.” Terangnya.
Berdasarkan problematika di atas maka harus segera dirumuskan solusinya, tim Unissula dan RUAS sepakat akan mengembangkan riset untuk menciptakan alat yang akan dipatenkan bersama. “Goal utamanya adalah go internasional. Alat-alat yang akan kami ciptakan semoga bisa bermanfaat bagi dunia, dan tentu nantinya akan melibatkan lebih banyak pihak.” Tuturnya.
Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi Unissula Olivia Fachrunnisa PhD mendukung penuh program staff mobility yang dibiayai penuh oleh beasiswa Erasmus+ tersebut. “Kami sangat support semua program, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran internasional di Fakultas Ekonomi Unissula, serta meningkatkan proses rekonstruksi ilmu atas dasar nilai-nilai Islam ke berbagai negara.” Ungkapnya.
Setelah menyaksikan bagaimana penanganan banjir dan rob di Belanda Ja’far juga mengungkapkan pentingnya keseriusan dalam menangani banjir baik secara sistem maupun budaya. Belajar dari Belanda yang sistem pengelolaan airnya dengan membuat kanal-kanal untuk mengendalikan air. “Mereka paham betul jika air harus diberi ruang yang layak karena air tidak bisa dihilangkan begitu saja.” tuturnya. Jafar menilai cara meninggikan jalan atau rumah tidak akan menyelesaikan masalah banjir karena air akan selalu menuju ke tempat rendah.
Selain Ja’far Shodiq dalam program pertukaran pengajar tersebut Unissula mengirimkan tiga dosen lainnya antara lain Prof Dr Selamet Imam Wahyudi DEA, Dr Suryani Alifah MT, dan Abdul Rochim ST MT.