Perbedaan seharusnya tidak membuat kita terpecah belah “Perbedaan adalah hal yang wajar dan semestinya tidak membuat kirta terpecah belah” Ungkap Gus Miftah dalam Teknik bersholawat yang dihelat di kampus Unissula (11/3).
Masih menurut Kyai eksentrik tersebut bahwa jelang Pilpres hendaknya semua fihak bisa menahan diri dan membuat pernyataan yang menyejukkan “Di Indonesia ada dua jenis orang yang susah dinasehati yang pertama adalah orang yang sedang jatuh cinta yang kedua adalah pendukung capres” Ungkapnya.
Menurut Gus Miftah salah satu akar masalah dari berbgai silang sengkarut yang terjadi selama ini karena banyak orang yang bersuara nyaring tapi kurang ilmu, banyak yang bersuara lantang tapi tidak memahami persoalan.
“Saat ini banyak orang yang semangat beragamanya bagus tetapi ilmunya belum memadai sehingga sering mispersepsi memahami persoalan sehingga menimbulkan kegaduhan. Suatu hari saya ditepon Via Valen dia bilang didemo beberapa orang karena menurut mereka Via tidak beretika karena menyanyikan sholawat deen assalam di panggung dangdut. Lha ini kan yang demo kan kurang ilmu sejak kapan Deen Assalam menjadi sholawat itu lagu qosidah dari Timur Tengah yang bisa dinyanyikan dimanapun bahkan di toilet sekalipun” Pungkas Gus Miftah dihadapan ribuan pengunjung yang hadir di masjid kampus tersebut.
Turut hadir dalam kesempatan itu Rektor Unissula Ir H Prabowo Setiyawan MT PhD, Wakil Rektor I Drs Bedjo Santoso MT PhD dan jajaran dekanat Fakultas Teknik. Teknik Bersholawat menghadirkan hadroh Almuqorobin dari Kendal.