Ahyar Permana menjadi narasumber bedah buku KKN di Desa Penari yang diselenggarakan Perpustakaan Pusat Unissula (6/11). Menurut Ahyar boomingnya cerita KKN di Desa Penari di Twitter menjadi bukti bahwa generasi milenial saat ini masih punya keinginan membaca meskipun itu hanya lewat Twitter.
Masih menut Ahyar sebuah buku, novel, atau tulisan apapun akan banyak diminati orang jika mampu menggugah rasa ingin tahu. “Rasa penasaran dapat mengalahkan apapun sampai orang menemukan jawabnnya. Demikian juga ketika sebuah buku/novel mengundang rasa ingin tahu yang besar maka akan semakin banyak orang yang tergerak untuk membacanya”. Ungkap Ahyar.
Hal lain yang membuat orang tertarik karena alasan proximity (kedekatan). KKN di Desa Penari memiliki proxsmity dengan banyak orang misalnya saja para mahasiswa yang akan KKN, mahasiswa yang pernah KKN. Sehingga tema novel tersebut terasa lebih dekat dengan banyak orang yang pernah atau akan mengikuti KKN.
Hal lain yang menjadikan sebuah tulisan menarik ketika bertemu dengan momentumnya. “Sesuatu hal yang biasa bisa menjadi luar biasa ketika bertemu dengan momentumnya.” Pungkas Ahyar.
Kepala Perpustakaan Unissula Dr Ja’far Shodiq menjelaskan setiap bulannya fihaknya rutin mengadakan acara bedah buku di perpustakaan Pusat Lantai III. Sejauh ini mendapat respon yang positif dari dosen maupun mahasiswa dengan banyakknya audience yang hadir baik internal maupun eksternal.