Menu 

Halal Bihalal Ybwsa

Monday, August 27th, 2012 | Dilihat : 349 kali

Keluarga besar Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) mengadakan halal bihalal pada Senin (27/8) yang dipusatkan di Unissula. Acara dihadiri ribuan pegawai, karyawan, dosen, maupun guru  di lingkungan yayasan tersebut baik dari tingkat universitas, dikdasmen, hingga rumah sakit Islam Sultan Agung.

Ketua umum YBWSA H Hasan Toha Putra MBA menghimbau agar momen halal bihal tersebut dijadikan momen untuk bermuhasabah “Kita harus menjadikan momen yang baik ini untuk bermuhasabah, mengadakan instrospeksi terhadap diri sendiri dan menjawab pertanyaan mengapa kita bekerja di yayasan ini.  Mari kita luruskan niat bekerja di lingkungan yayasan hanya semata mata untuk beribadah kepada Allah dan bukan karena motif motif lainnya” Ungkap Hasan Toha.

Tak lupa ia juga mengingatan untuk merenungkan apa sejatinya makna Ramadhan dan adakah yang tersisa atau didapatan dari berbagai ibadah di bulan yang suci tersebut. Dalam kesempatan tersebut secara simbolis Hasan Toha Putra juga menyerahkan tali asih kepada 13 calon jamaah haji yang akan berangkat tahun ini  di lingkungan YBWSA.

Dalam kesempatan tersebut juga ceramah yang disampaikan oleh Ustad Ainul Yaqin. Ia memaparkan bahwasannya ibadah pusas Ramadhan merupakan medium yang dipilih oleh Allah untuk membentuk manusia bertaqwa dengan derajat tertinggi agar menjadi pribadi pribadi dengan titel muhsinin. Mempertahankan derajat ketaqwaan tertinggi bukanlah pekerjaan yang ringan terlebih pasca Ramadhan.

Ia kemudian mengungkapkan rahasia besar bagaimana manusia bisa mencapai derajat ketaqwaan dan mempertahankannya sebagaimana metode yang dipakai oleh Imam Ibnu Taimiyyah. Menurut imam Agung tersebut ada empat cara yang bisa ditempuh. Pertama merasa senantiasa diawasai oleh Allah SWT. Sehingga sangat penting untuk mengkondisikan diri bahwa segala tindakan, ucapan, maupun pemikiran kita di awasi Sang Khaliq dan tidak ada ruang sedikitpun bagi kita untuk luput dari pengawasannya. Sehingga kita seharusnya malu jika berpikir, berkata, berbuat yang tidak sesuai syariat.

Tanpa adanya sikap merasa di awasi oleh Allah tersebut menjadikan manusia lupa diri sehingga tidak mengherankan jika tanpa kesadaran tersebut misalnya sistem hukum yang dibangun manusia tidak bisa memberantas kejahatan. Karena manusia hanya merasa diawasi penegak hukum dan berusaha mencari celah untuk menyelamatkan diri.

Kedua senantiasa mengingat akan hari dimana manusia di bangkitkan Allah dari alam kubur. Ketiga, senantiasa mengingat limpahan nikmat yang diberikan Allah. Dan yang keempat senantiasa mengingat mati. Mengingat akan datangnya kematian merupakan kontrol yang sangat efektif agar manusia hidup dengan jalan yang benar sesuai yang telah diajarkan Sang Nabi.

Seluruh amalan baik ketika hidup di dunia akan menjadi bekal dan sahabat yang menyenangkan ketika seorang manusia dijemput kematian sementara perbuatan perbuatan buruk, maksiat, zina, kufur, durhaka, korupsi dll justru akan menjadi beban yang menghinakan di alam kubur. Kematian merupakan sesuatu hal yang pasti akan datang kepada mereka yang bernyawa sehingga sangat penting untuk mengingat akan datangnya ketentuan tersebut agar kita menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri dari perbuatan perbuatan buruk.

Keterangan : Foto H Hasan Toha Putra

Related News