Menu 

Teliti Peran Mawali Dalam Periwayatan Hadis Supiyan Sauri Raih Doktor

Wednesday, January 3rd, 2018 | Dilihat : 2792 kali
(21) Supyan Raih Doktor

Gambar: Doktor baru Fakultas Agama Islam Unissula Supiyan Tsauri Lc (kelima dari kiri)

Dosen Fakultas Agama Islam Unissula, Supiyan Sauri, Lc resmi mendapatkan gelar doktor setelah berhasil mempertahankan desertasinya yang berjudul “Kontrubusi mawali kalangan sahabat dalam periwayatan hadis: studi periwayatan hadis pada kitab musnad Ahmad Ibn Hanbal di Studi Islam UIN Walisongo Semarang (21/12). Supiyan dipromotori oleh Prof Dr  Erfan Subahar MAg, dan co promotor Dr A Hasan Asy’ari MAg.

Dalam desertasinya, Supiyan mengangkat isu tentang mawali di kalangan sahabat yang meriwayatkan hadis. Mawali adalah istilah yang familiar di kalangan orang Arab yang berarti budak. “Menyoroti posisi mawali di dalam hadis, saya ingin menjabarkan bahwa perlakuan Islam sangat mulia dalam menempatkan hak asasi manusia, termasuk terhadap kaum mawali.” “Ketika saat ini orang-orang ramai menyuarakan HAM, Islam telah lebih dahulu menerapkan konsep kesetaraan manusia.” Terangnya.

Dijadikan sebagai  objek penelitian adalah kitab musnad Ahmad Ibn Hanbal, merupakan kitab hadis karya Ahmad Ibn Hanbal yang menyusun hadis berdasarkan nama-nama sahabat. ”Ada sekitar 800 sahabat perawi di dalam kitab ini, adapun mawali yang ditemukan setidaknya ada 32 orang.”ungkapnya.

Penelitian ini sekaligus mematahkan tuduhan orientalis yang mengatakan bahwa proses periwayatan hadis melalui sanad adalah rekayasa. “dalam periwayatan hadis, Islam tidak membedakan status perawinya (merdeka atau mawali-red), melainkan kualitas hadisnya.” Lanjutnya, “sanad bukanlah rekayasa, bahkan menurut ulama,sanad adalah senjatanya umat Rasulullah untuk membedakan kabar yang benar dan bohong yang seringkali mengatasnamakan hadis Nabi.”tuturnya.

Dengan penelitian ini, dinyatakan bahwa sejak kehadiranya, Islam igin menghilangkan persepsi negatif terhadap status mawali di masyarakat. Menurutnya, mawali memperoleh hak yang sama dalam ilmu pengetahuan, politik, dll, bahkan lebih mulia. “Misalnya Bilal bin Rabbah sebagai muadzinnya Rasul, Salman Al Farisi sebagai penyusun strategi perang yang jitu, hingga Zaid bin Haritsah, Usamah bin Zaid sebagai panglima perang yang tangguh.” Katanya. Maka kedudukan mawali di masyarakat sangat diangkat derajatnya sejak kedatangan Islam. Sehingga dalam hal periwayatan hadis pun tidak ada bedanya dengan kaum yang merdeka.

 

Related News