Dr Floris Boogard dosen dari Rotterdam University of Applied Sciences (RUAS) menjadi salah satu pembicara dalam The 3rd International Conference on Coastal and Delta Areas, yang digelar di Aston Semarang (26/9).
Ia menyatakan pentingnya aksi nyata dan berkesinambungan untuk mengatasi banjir dan rob akibat perubahan iklim yang memberikan dampak negatif bagi negara negara di dunia. Keberhasilan Belanda mengatasi banjir dan rob juga tak lepas dari adanya perencanaan dan analisa mendalam serta tekad yang kuat agar dapat mengatasi kedua persoalan tersebut. Ia juga memperingatkan bahwa kedepan dampak perubahan iklim akan semakin serius termasuk bagi daerah daerah pesisir di Indonesia.
Pembicara lain Kepala Subdirektorat Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr Hendra Yusran Siry menyatakan pentingnya peran perguruan tinggi dalam melakukan penelitian, merehabilitasi, dan menjaga lingkungan pantai. Pemerintah pun, lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) melakukan kerja sama di bidang itu. ”Kami terbuka lebar untuk itu. Kita ada pola kerja sama di penelitian dan pengabdian masyarakat, kalau PT mau silakan,” Ujar Hendra Yusran.
Menurutnya, pemerintah terus mendorong kerja sama dengan PT. ”Kita sinergikan kalau ada program itu dengan pola penelitian dan pengabdian masyarakat. Lewat konferensi ini, pihaknya berharap mahasiswa mencintai laut. Sebab, kalau ekosistem sehat, maka ikan melimpah. Misalnya, perlindungan pantai untuk menanam mangrove dalam mengatasi abrasi. Dan ini bisa melibatkan PT, sehingga sebagai tempat penelitian dan pengabdian masyarakat,” jelasnya.
Masih menurut yusran kerusakan pesisir pantura di sepanjang Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur akibat rob, banjir dan abrasi saat ini menjadi salah satu masalah yang harus direhabilitasi.
Dr Abdul Rochim ST MT, panitia sekaligus dosen Fakultas Teknik Unissula mengatakan, kerja sama Unissula dengan RUAS Belanda, salah satunya adalah membahas dan meneliti abrasi, rob, dan banjir di Kota Semarang dan Kabupaten Pekalongan.
Selain bidang penelitian tersebut, kerja sama yang dibiayai beasiswa Erasmus+ ini juga mengirim mahasiswa untuk kuliah satu semester dalam program transfer kredit. Juga pertukaran dosen. ”Untuk saat ini ada sembilan mahasiswa dan lima dosen dari RUAS Belanda yang ikut program water manajemen ini ke Unissula. Sedangkan enam mahasiswa kami sedang kuliah satu semester di sana,” jelasnya.
Hadir dalam kesempatan ini, Wakil Rektor I Dr Ir M Haddin MT yang membuka acara dan sejumlah nara sumber lainnya, di antaranya Janneska Spoelman MSc, serta dari Unissula Prof Dr S Imam Wahyudi DEA.