Guru besar Fakultas Tekni Unissula Profesor Slamet Imam Wahyudi DEA memberikan kuliah umum di Rotterdam University of Applied Sciences (RUAS) Belanda (24/3). Kuliah umum dihadiri oleh mahasiswa program water management, civil, engineering, dan program studi urban planning School of Built Environment.
Kegiatan kuliah umum tersebut dilaksanakan dalam rangkaian pertukaran dosen angkatan pertama antara Unissula dengan RUAS Belanda.
Imam Wahyudi menjelaskan situasi banjir di kota Semarang beserta upaya yang telah dilakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Alumni Doktor dari Universite de Nantes, Perancis tersebut menekankan bahwa di kota Semarang, terdapat dua sistem polder yang telah bekerja yakni system polder Kali Semarang dan system polder Kali Banger.
Sistem polder kali Semarang bekerja membentengi wilayah seluas sekitar 2.000 hektar dan telah beroperasi sekitar dua tahun lalu. Di antara wilayah yang terlindungi oleh system ini adalah Pusat Pemerintahan Kota dan Provinsi, Pusat Kegiatan Ekonomi dan lain-lain di wilayah Semarang Tengah meskipun begitu, wilayah semisal kota lama masih juga mengalami banjir bila sistem yang kedua, sistem Kali Banger belum dapat berfungsi. Sistem ini mencegah banjir di wilayah seluas sekitar 670 hektar diantaranya wilayah Kecamatan Semarang Timur atau sebelah Barat dari Kanal Banjir Timur.
Sistem polder yang akan dibangun di sebelah Timur dari Kanal Banjir Timur yaitu Sistem Kali Tenggang dan Sistem Kali Sringin mulai dibuat Simulasi Hidrologi dan Hidrolikanya dengan software sobex dan dibantu Senior Lecture dari RUAS yaitu Jonathan Lekkerkerk dan Edwin Schaap.
Sistem polder di kota Semarang memiliki tantangan tersendiri dibandingkan di Belanda karena tingginya curah hujan. Di Belanda curah hujan rata-rata sekitar 600 mm/tahun sementara di Semarang khususnya sekitar 2500 mm/tahun. Selain itu kota Semarang juga mengalami rob dari laut, dimana kondisi sekarang saat air laut surutpun beberapa wilayah sudah tergenang. Permasalahan lain diantaranya adalah banyaknya nyamuk sehingga air perlu ada sistem Penggelontoran (flushing) secara berkala.
Kuliah umum tersebut dilanjutkan dengan praktik simulasi polder menggunakan software sobex di lab komputer RUAS.
Kedua dosen RUAS yang ikut memandu kuliah umum tersebut mengatakan bahwa perkuliahan yang disampaikan Prof Imam sangat berharga karena memberikan kasus real di Semarang dan Pantai Utara Jawa pada umumnya serta disampaikan oleh orang yang sangat menguasai permasalahan.
Selain Imam Wahyudi , empat dosen Unissula lain juga memberikan kuliah di departemen urban planning dan water management serta logistics economics. Mereka adalah Andre Sugiyono PhD dari Fakultas Teknologi Industri memberikan kuliah mengenai harbour circulation planning di Semarang, Dr Milla Karmilla mengenai partisipasi masyarakat dalam operasional sistem polder, Bedjo Santoso PhD mengenai waste management beserta aspek ekonominya, Hendri Setyawan, MPA mengenai Micro, Small and Medium Enterprises di Semarang. Selain perkuliahan juga diadakan diskusi intensif antara dosen Unissula, dosen RUAS dan mahasiswa untuk penyempurnaan platform komunikasi penanganan banjir yang rencananya akan dibuat.