Fakultas Kedokteran Gigi mengadakan seminar dan hands on bertajuk “Halalan thoyyiban menuju pelayanan kedokteran gigi yang syari”. Acara tersebut terlaksana berkat kerjasama dengan FOKGII (Forum Komunikasi Kedokteran Gigi Indonesia) digedung bersama lantai 10.(25/2). Dalam seminar yang diikuti sejumlah PT ini hadir juga sejumlah pembicara di antaranya, dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Raehanul Bahraen.
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Unissula Semarang, Drg Suryono SH MM PhD menjelaskan bahwa dunia kedokteran terus butuh terobosan dalam perkembangannya. Termasuk akademisi yang konsen dalam pengembangan ilmu yang berbasiskan pendidikan Islam, saat ini terus mengembangkan alat-alat dan obat-obatan yang syarii.
”Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dari perguruan tinggi Islam yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kedokteran Gigi Islam Indonesia (FOKGII), misalnya, punya tanggung jawab moral untuk melakukan dan mengembangkan pelayanan dan tata cara pengobatan yang syarii,” jelas Dekan FKG
Dia mengatakan hal itu dalam seminar dan hands on bertajuk Halalan thoyyiban menuju pelayanan kodekteran gigi yang syarii, yang digelar FKG Unissula, di kampus Jalan Kaligawe.
Menurut Suryono, tidak bisa dipungkiri kalau mayoritas pasien gigi di Indonesia beragama Islam (karena memang penduduk Indonesia mayoritas Muslim). Maka, mereka juga menuntut pengobatan dan tata cara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.
”Padahal saat ini banyak material (alat-alat) dan obat yang digunakan dalam pengobatan berkomposisi dari bahan yang haram. Misalnya, obat kumur beralkohol. Termasuk tata cara merawat gigi, dalam Islam ada material yang diharamkan, misalnya asesoris gigi lapis emas,” tandasnya.
Oleh karenanya,di Indonesia PT yang tergabung dalam FOKGII ini terus melakukan penelitian untuk mengembangkan alat-alat dan obat-obatan yang digunakan yang halal, termasuk memilah mana yang bisa dipakai dan tidak yang ada di pasaran.
Hal sama dikatakan oleh Rektor Unissula Anis Malik Thoha Lc MA PhD saat membuka acara tersebut. ”Saya tekankan ke dekan dan jajarannya, untuk memastikan di Unissula mengembangkan keilmuwan kedokteran gigi yang syarii,” jelasnya.