Menu 

Dosen FT Raih Doktor Di Perancis

Friday, July 1st, 2016 | Dilihat : 1201 kali

abdulrohim

Dr Abdul Rochim ST MT, Dosen Prodi Teknik Sipil memperoleh gelar Doktor di Universite de Nantes Perancis atas beasiswa luar negeri (BLN) dari Dikti. Desertasinya yang berjudul “Characterization of suffusion Susceptibility of granual soils” dinyatakan lulus pada sidang terbuka 3 Desember 2015 lalu di hadapan 7 juri, termasuk Prof Didier MARROT, M Luc SIBILLE, dan Prof Imam S. Wahyudi.

Abdul Rochim meneliti tentang internal erotion atau erosi di dalam tubuh bangunan yang dinamakan suffusion. Ia melakukan klasifikasi tentang resistensi tanah karena prihatin atas permasalahan bendungan yang khususnya terbuat dari tanah ketika jebol, sebelumnya tidak ada langkah antisipasi karena ketidaktahuan tanda-tandanya. “Seringkali ketika bendungan kolaps kita tidak tahu inisiasi proses terjadinya. Maka dalam penelitian berusaha mendeteksi sejak dini tanah-tanah yang berpotensi erosi.” terangnya.

Lebih lanjut ia menambahkan “Di lapangan kita akan uji, tanahnya akan terjadi erosi atau tidak. Tujuannya sebagai langkah preventif, pencegahan atau mitigasi terhadap bencana. Maka saya merumuskan metode untuk mengidentifikasi dan karakterisasi erosi tanah.” Katanya.  Ia menuturkan banyak faktor yang menyebabkan jebolnya sebuah bendungan misalnya kuat aliran air, rate, hingga struktur tanah. “Biasanya untuk bendungan jenis tanahnya adalah granula, bukan clane atau lempung”. Imbuhnya.

Menurut Abdul Rochim, dalam penelitian yang  dilakukan kurang lebih selama 3 tahun ini ia menggunakan 2 macam eksperimental study yaitu study numeric yang terdiri dari schematic diagram of treaksial erodimeter dan small scale model of dike. Ia mengungkapkan topik research desertasinya tergolong masih langka di Indonesia. “Di Indonesia masih sulit menemukan partner penelitian bidang ini. Jadi bisa dikatakan topik ini baru pertama kali diangkat oleh mahasiswa Indonesia.”

Ketika ditanya mengenai system konstruksi bangunan di Indonesia yang seringkali kolaps, ia mengungkapkan bahwa permasalahan di Indonesia bermuara pada konstruksi yang sangat buruk karena kurangnya integrasi di setiap lini yang meliputi desain, konstruksi, hingga birokrasi. “Idealnya, konstruksi sebuah bangunan harus sesuai dengan speknya.” Tutur laki-laki kelahiran Semarang 8 Juni 1976 ini.

Desertasinya juga telah dipresentasikan di konferensi internasional di Roma dan Buines Aires beberapa waktu lalu. “Pada September mendatang akan saya presentasikan lagi di sebuah konferensi di Oxford University, Inggris”. Pungkasnya. Abdul Rochim juga mengungkapkan rasa syukur dan terimakasihnya khususnya kepada Dikti atas beasiswa dan pengalaman yang diperoleh di negeri Perancis.

Related News