Fakultas Agama Islam (FAI) Unissula menggelar seminar peningkatan pemahaman Islam rahmatan lil’alamin melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah (31/5) dengan narasumber dr Anis Malik Thoha  Lc, MA, Prof Dr H A Rofiq MA, dan Drs H Ali Bowo Tjahyono MPd. Acara yang bertempat di ruang seminar gedung kuliah bersama lt 1 ini dihadiri oleh guru PAI SMP di Semarang dan sekitarnya, para prakstisi pendidikan, dosen dan  mahasiswa FAI.

Prof Rofiq menyampaikan bahwa paham radikalisme yang telah masuk ke sekolah-sekolah. “Kita harus mewaspadai benih-benih radikalis yang telah muncul di institusi-institusi Islam. Biasanya mereka menyebarkan paham ini melalui sosialisasi yang sifatnya eksklusif.” ungkapnya. Menurutnya, dewasa ini tantangan dunia pendidikan terhadap radikalisme dan liberalisme menjadi lebih berat karena lingkungan dan media seperti web yang isinya provokatif.

Rektor Unissula Dr Anis Malik Thoha Lc MA menambahkan term radikalisme kini telah berkonotasi negatif. “Istilah ini muncul dari media-media Barat yang mengkonstruksi paham radikalisme sedemikian rupa, seperti halnya istilah pluralism, toleransi, yang menjebak umat Islam. Maka kita harus pandai-pandai memilih dan memilah.” imbuhnya.

Sementara itu Drs Ali Bowo menerangkan tentang konsep pendidikan Islam yang ideal sehingga mampu mengembangkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Menurutnya, materi PAI bukan hanya terdiri dari fakta, namun yang terpenting adalah menekankan pada konsep dan prinsip. “Fungsi pengajaran PAI harus melibatkan pengembangan iman, takwa dan akhlak mulia. Serta menjadikan Islamic worldview sebagai sumber nilai.”tuturnya.

Ia juga menggarisbawahi pada peranan guru sebagai pengembang kurikulum, bukan hanya terpaku pada buku ajar. “Guru adalah kurikulum itu sendiri, seberapa dalam pengetahuannya tentang Islam itulah yang disampaikan pada anak didik.” tambahnya.