Dosen Farmasi Unissula Naniek Widyaningrum memperoleh penghargaan dari Fakultas Farmasi UGM sebagai lulusan doktor farmasi tercepat. Ia memperoleh gelar doktor Farmasi dalam waktu dua tahun tujuh bulan dan telah diwisuda pada tanggal 19 April 2016. Dosen berprestasi kelahiran 22 Juli 1985 dari pasangan Letkol INF Eko Wahyudi dan Ibu Popon Yati Kodam IV/Diponegoro tersebut juga tercatat sebagai lulusan doktor termuda di Farmasi UGM dengan usia 30 tahun.
Naniek yang meraih predikat cum laude tersebut juga mencatatkan prestasi lainnya yakni tidak harus menggelar ujian terbuka setelah berhasil menerbitkan tiga jurnal bereputasi internasional yakni dengan judul Stability of Epigallocatechin gallate (EGCG) from Green Tea (Camellia sinensis L) and its Antibacterial Activity Against Staphylococcus epidermidis ATCC 35984 and Propionibacterium acnes ATCC 6919, Buffer and Emulsifier Optimization in Cream With its Antibacterial Activity and Sensitivity, dan The Effect of Altitude Against Total Phenolic and Epigallocatechin Gallate (EGCG) Content in Green Tea Leaves.
Dalam disertasinya, Naniek yang juga merupakan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Tengah serta Pengurus Ikatan Apoteker Indonesia Kota Semarang mengatakan “Pada penelitian ini saya membuat formulasi sediaan krim anti jerawat dengan menggunakan bahan aktif herbal dari daun teh hijau (Camellia sinensis L). Teh hijau banyak tumbuh dengan subur di Indonesia namun pemanfaatannya hingga saat ini masih terbatas pada produksi minuman, padahal jika dimanfaatkan dengan baik, daun teh bisa didiversifikasi menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi”.
Masih menurut Istri dari dr.Sugeng Suwoto yang juga merupakan Ibu dari Aswin artanta tersebut, permasalahan dalam formulasi daun teh hijau selama ini adalah warna ekstrak dari daun teh hijau yang berwarna coklat akibat oksidasi yang tidak bisa dihindari dan berpengaruh terhadap stabilitasnya. Oleh sebab itu ia ingin mencari suatu metode baru yang dapat merubah warna ekstrak daun teh hijau tersebut menjadi kuning dan memiliki stabilitas yang tinggi sehingga pada salah satu bagian disertasinya dilakukan uji stabilitas epigallocatechin gallate (EGCG) yang merupakan senyawa marker.
Akhirnya di bawah bimbingan Prof Dr Achmad Fudholi DEA Apt (promotor), Prof Dr Phill nat Sudarsono Apt dan Dr Erna Prawita Setyowati MSi Apt (co promotor) ia berhasil menemukan metode stabilitas EGCG yaitu dengan perlakuan ekstrim dingin pada proses ektraksinya dan penambahan larutan dapar pH 4 serta penyimpanan pada suhu 2derajat Celcius. Sehingga mampu menghasilkan kadar EGCG dua kali lebih besar dibanding kontrol (60,98% dibanding 26,18%). Penemuan metode ini merupakan salah satu keterbaruan dari penelitian disertasinya yang telah terpublikasi pada asian journal of biological science. Pencapaian akhir disertasinya yaitu Optimasi formula sediaan krim antijerawat yang diujikan pada bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis serta uji iritasi sehingga menghasilkan formula produk sediaan krim anti jerawat yang teruji stabilitas, efektivitas dan keamananya.
Saat kami menanyakan tips apa yang membuat dosen satu ini berprestasi, Naniek menjawab “Tidak ada tips khusus, semua ini karena kebesaran Allah SWT, Doa suami dan kedua orang tua. Studi lanjut ini kan amanah, jadi saya berusaha melakukan yang terbaik, saya berharap ilmu yang saya peroleh bisa bermanfaat bagi mahasiswa saya di prodi Farmasi Unissula serta berguna bagi seluruh umat muslim.”
“Dan Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan doktor ini, senang rasanya akan kembali ke kampus untuk mengajar lagi di prodi Farmasi Unissula, saya mengucapkan terima kasih pada seluruh civitas akademika Prodi Farmasi, pimpinan Fakultas Kedokteran, Pimpinan Universitas dan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung yang telah mendukung saya untuk studi lanjut serta DIKTI yang telah memberikan beasiswa studi lanjut kepada saya dan juga Tim Promotor yang telah membimbing saya”. Tutur Naniek