Siang ini sedang berlangsung kegiatan “Halqah Ulama Untuk Pembangunan Kompetensi Berbasis Karakter Menuju Generasi Khairra Ummah” di Masjid Abu Bakar Assegaf UNISSULA. Kegiatan tersebut merupakan lanjutan UNISSULA Mengaji yang sudah dilaksanakan minggu yang lalu (24/11) yang masih bertemakan peringatan 1 Muharram. Dalam acara halqah Ulama, hadir 4 (empat) ulama futuristik yaitu KH Syukron Makmun (Jakarta), KH Maimun Zubair (Rembang), KH Haris Shodaqoh, dan Dr H A. Muhith (Jakarta).
Dalam pembukaan acara yang dihadiri oleh segenap civitas akademika UNISSULA, Prof Dr Laode M. Kamaluddin (Rektor UNISSULA) menyampaikan bahwa pendidikan karakter harus digalakkan kembali pada ruh pendidikan di Indonesia.
“Orang pandai itu banyak. Tapi sayangnya kepandaian dan kecerdasan tersebut tidak diimbangi oleh karakter dan juga hati nurani. Sehingga akhirna kepandaian tersebut tidak bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Dampak yang nyata yaitu banyak kekayaan negara yang habis”
Dipandu apik oleh Drs. H. Ali Bowo Tjahjono, MPd (Wakil Rektor IV UNISSULA), KH Maimun Zubir tampil sebagai pembicara pertama. Di usia yang tidak lagi muda, pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang tersebut tampil memukau di hadapan para audiens.
“Shidiq, Amanah Tabligh, Fatonah. Empat sifat itu sepertinya sederhana namun pada kenyataannya hal itu sangat susah untuk dipraktikkan. Bahkan semakin lama nilai-nilai agama makin tergerus era modernisasi.”
Selanjutnya KH Syukron Ma’mun yang merupakan Pengasuh Ponpes Daarul Rahman, juga menyoroti tentang pergeseran nilai-nilai kehidupan yang semula idealis menjadi matrealis. Beliau menganjurkan untuk umat muslim supaya kembali ke Al-Qur’an karena di dalam Al-Qur’an Allah sudah memberikan petunjuk hidup yang lengkap supaya bisa selamat dunia akhirat.