Unissula adakan seminar internasional bertajuk “ISSUES, MANAGEMENT AND ENGINEERING In The Sustainable Development on Delta Areas”. Agenda tersebut akan dilaksanakan pada hari Jum’at (20/2) di Aula lantai 3 Fakultas Teknologi Industri Unissula.
Prof Dr Ir S Imam Wahyudi, salah satu guru besar fakultas teknik (FT) mengutarakan bahwa dalam seminar nanti akan dibahas tentang permasalahan dan solusi untuk berbagai permasalahan dalam wilayah delta (pesisir/pantai, muara dan sungai). “Dari seminar Internasional nanti diharapkan mampu memberikan solusi untuk menangani dampak buruk bagi masyarakat yang tinggal di wilayah delta seperti banjir, pencemaran, over-eksploitasi sumber daya alam, abrasi pantai, degradasi habitat hingga bencana alam. Bisa dibilang mulai dari Brebes sampai Rembang memiliki masalah tersebut, dan kita termasuk di dalamnya.“Ungkap Prof Imam Wahyudi. Ia juga menambahkan bahwa nantinya akan disampaikan pula makalah dari ahli-ahli permasalahan delta area dari Rotterdam University. “kenapa ahli dari Belanda, karena belanda adalah salah satu Negara yang merupakan kawasan delta, dan ia bisa bertahan serta bisa mengatasi dampak-dampak dari pada itu”, imbuhnya.
Dekan FT, Dr Ir Kartono MM MT mengatakan bahwa agenda seminar internasional tersebut dalam rangka menindaklanjuti MOU antara Unissula dan Rotterdam University Belanda. “Seminar ini tidak kita adakan secara tiba-tiba, melainkan merupakan tindak lanjut dari kerjasama kita dengan Rotterdam University, Belanda. Dan hal ini adalah bukti bahwa FT ingin meningkatkan peran dalam masyarakat. Pemda sangat mendukung seminar ini karena memang diperlukan untuk penanganan banjir dan rob kawasan semarang”, Ungkap Kartono.
Selain Seminar Nasional, akan di adakan pula Launching Delta Center, di mana Unissula menjadi yang pertama di Indonesia. Dekan FT berharap nantinya akan bisa terhubung dengan delta centre dari Negara-negara lain. “Dari launching ini, semoga nantinya bisa terhubung dan terkait dengan deltas center dari Negara-negara lain. Dan bisa menjadi jembatan untuk penelitian serta kebutuhan ilmiah lainnya”, imbuh Kartono.