Menu 

Empat Mahasiswa SPI Siap Belajar Di Malaysia

Wednesday, November 19th, 2014 | Dilihat : 761 kali

ok

Empat mahasiswa Double Degree Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) bersiap belajar di IIUM (Internasional Islamic University Malaysia). Keempatnya adalah Argo Victoria (Fakultas Agama Islam), Andi Nor Faradiba (Fakultas Psikologi), Yuliana Zamrotul Husna (Fakultas Hukum), dan Muhammad Muhsinuddin (Fakultas Ilmu Keperawatan). Mereka akan berangkat di bulan Februari bertepatan dengan awal semester genap.

Rencananya mereka akan belajar selama 6 bulan atau 1 semester dengan mata kuliah yang sudah disesuaikan. Namun resikonya, mereka harus rela mengundur kelulusan di fakultas masing-masing. Dengan melalui dua tahap seleksi dan menyisihkan semua rekan SPI yang juga mengikuti seleksi. Tahap pertama keempatnya bertemu dengan Dr H Kurdi Amin,  Kaprodi SPI dan menjalani interview dalam bidang bahasa Arab, Inggris, dan wawasan global terutama tentang Malaysia dan IIUM sendiri. Setelah itu, mereka harus menghadap dengan Dekan FAI, Yasin Arief S. SH MH untuk diinterview mengenai kesiapan belajar di negeri sebrang itu dengan segala resikonya.

Ini adalah kali pertama prodi SPI mengirimkan mahasiswanya untuk belajar di luar negeri, dan rencananya program student exchange semacam ini akan berlanjut setiap tahunnya. Maka keberangkatan keempat mahasiswanya ini akan menentukan sukses dan tidaknya program ini sehingga layak untuk dilanjutkan.

Argo mewakili ketiga rekannya berharap agar keberangkatan mereka dapat membuka jaringan internasional antar mahasiswa. Dan tentunya mereka akan mengibarkan bendera Unissula di Negeri Malaysia itu. “kami berharap semoga kami bisa membanggakan nama Unissula, dan membangun relasi baik dengan teman-teman antar Negara, terutama antara Unissula dan IIUM. Pastinya ini adalah pengalaman yang langka dan harus kami syukuri”, ujar Argo.

Selain itu, mereka ingin mengadakan study comparative untuk mengetahui perbedaan system belajar di Indonesia dan Malaysia. “kami juga pastinya ingin mengadakan perbandingan atau study comparative, agar merasakan perbedaan belajar di lain tempat, kita nggak mau jadi katak dalam tempurung”, imbuhnya.

Related News