Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang mengadakan kuliah umum bagi para mahasiswa baru dengan menghadirkan keynote speaker Mentri Sosial RI Dr Salim Segaf Al Jufri. Kuliah umum yang berlangsung di aula Fakultas Kedokteran rencananya di hadiri 3.227 mahasiswa baru dari 12 fakultas tersebut yang ada di Unissula.
Rektor Unissula Anis Malik Toha Lc MA PhD mengungkapkan kuliah umum yang dilaksanakan merupakan agenda rutin yang dimaksudkan untuk menggugah semangat dan membangun kerangka berpikir para mahasiswa baru dalam menuntut ilmu. Dimana para mahasiswa sebagai generasi intelektual diharapkan peka dengan kehidupan sosial bukan hanya menjadi pribadi cerdas yang tak membumi dengan realitas sosial.
Hal itu juga sejalan dengan semangat Unissula untuk melahirkan generasi yang cerdas berkarakter berahlak mulia dan bermanfaat bagi ummat. Kunjungan mentri Sosial menjadi semakin spesial karena pasca menjadi pembicara di kuliah umum pada sore harinya mentri juga akan mengunjungi desa mitra pengabdian masyarakat Unissula yaitu di dusun Selongisor, desa Batur, Kecamatan Getasan, kabupaten Semarang.
Menurut Dr Suryani Alifah Kepala lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat Unissula, desa tersebut merupakan salah satu desa mitra pengabdian masyarakat Unissula. “Dalam dua bulan terakhir kita telah melakukan pendampingan masyarakat, membuat kelompok usaha bersama untuk meningkatkan hasila bersama dan manajemen tataniaga pertanian. Mengusulkan dan mengorganisir, mengurus proposal bedah rumah ke Kementrian Sosial, bantuan kelompok usaha bersama dan bantuan sarana lingkungan. Kita berharap program ini akan berjalan maksimal dan kami sangat berterimakasih kepada pihak pihat terkait seperti Kementrian Sosial, Pemprov Jateng, Pemkab Semarang yang mendukung acara tersebut” Ungkap Suryani.
Model Integrasi Pemerintah dalam Peningkatan Pemberdayaan Sosial
Mentri Sosial RI Dr Salim Segaf Al Jufri dalam sambutannya membawakan tema “Model Integrasi Pemerintah dalam Peningkatan Pemberdayaan Sosial”. Menurut Dr Salim Segaf, upaya pemberdayaan sosial setidaknya dapat dilihat dari 3 sisi. Yang pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (enpowering). Dan yang ketiga, pemberdayaan mengandung pula arti melindungi, jadi harus dicegah yang lemah menjadi makin lemah karena ketidakeberdayaan menghadapi yang kuat. Menurut beliau pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah bahwa masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai pembangunan, tapi merupakan subjek dari upaya pembangunan sendiri. upaya pemberdayaan tersebut harus langsung mengikutsertakan bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran.hal itu tidak saja dimaksudkan agar efektif karena sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka, namun juga meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam merancang, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
Dr Salim Segafjuga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa bahkan satu-satunya yang masih orang-orangnya masih memiliki jiwa sosial tinggi. “bangsa Indonesia ini masih memiliki jiwa sosial yang tinggi. Didalamnya masih tertanam jiwa gotong royong dan tenggang rasa. Di negeri lain seperti sudah tidak ada. Seperti contoh jepang. Di sana orang sudah seperti robot. Kerja 16 jam, pergi petang anak masih tidur, pulang juga sudah sangat larut malam dan capek, sampe rumah langsung tidur, bangun langsung kerja lagi, begitu seterusnya”.
Dr Salim Segaf menutup kuliahnya dengan mengajak semua bermunajat kepada Allah jika memang perkataan manusia sudah tidak mampu memperbaiki bangsa. ”kami sudah berusaha mengatasi permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia. Namun permasalahan juga tidak mungkin usai jika dari masyarakatnya sendiri tidak bergotong royong untuk menyelesaikannya. Jika sudah tidak ada bahu untuk bersandar, selalu ada lantai untuk bersujud. Jika manusia sudah tidak ada lagi yang mau bergotong royong, mari kita semua bermunajat kepada Allah untuk permasalahan bangsa ini”,tutup sang menteri