Pustakawan Unissula, Ahmad Hidayah tengah menyiapkan diri untuk kompetisi pustakawan berprestasi tingkat nasional yang akan di selenggarakan pada 14-19 Agustus di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). Ia menjadi duta Jawa tengah setelah berhasil menjadi juara pertama pustakawan berprestasi tingkat regional/provinsi dan berhasil menjadi juara pertama baru baru ini.
Lomba yang diikuti oleh 17 peserta terpilih tersebut terselenggara di Gedung Arsip dan Perpustakaan Daerah Jawa Tengah di Srondol Semarang. Semua peserta adalah pustakawan dari seluruh Perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta dan seluruh pustakawan dari perpustakaan daerah seluruh Jawa Tengah. “tujuh belas peserta itu adalah yang lolos seleksi makalah. Sebenarnya jika dihitung semua peserta yang mengirimkan makalah sekita 44 orang. Tapi tidak semua lolos dan dapat maju ke tahap selanjutnya. Dan semuanya adalah pustakawan terbaik dari berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan dari pusda se Jateng”. Tutur Ahmad.
Seleksi Pustakawan berprestasi Jawa Tengah meliputi seleksi makalah, Tes Kognitif, bahasa Inggris, pemaparan isi makalah, dan interview. Dan kesemuanya itu di nilai oleh lima juri yang sangat ahli dibidangnya yaitu Adib Suharto SIP MM, Dr Indra Kertati, Aminurdin SSTP, Dra Wahyu Praptini, dan Drs Mulyono MPd. Dalam interview, para peserta harus mampu menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan kepustakawanan. Dan disodorkan pula beberapa pertanyaan tentang makalah masing-masing untuk memperkuat keabsahan makalah.
Ahmad Hidayah sendiri mengusung makalah dengan judul, ‘Sertifikasi Pustakawan Sebagai Tolok Ukur Profesionalisme Dan Peningkatan Citra Profesi Pustakawan’. ”Saat ini sertifikasi perpustakaan masih sebatas pengakuan saja. Jadi misal saya lulus sertifikasi, ya hanya dapat satu lembar sertifikat dan diakui keabsahan saya sebagai pustakawan, sudah itu saja. Belum ada hal fisik seperti tunjangan-tunjangan, dan dukungan lain berupa materi.
Itu salah satu alasan saya memilih judul tersebut. Selain itu, saya ingin mengangkat citra pustakawan yang sampai saat ini masih dipandang biasa saja. Padahal tugas seorang pustakawan sangat mulia, coba bayangkan jika tidak ada pustakawan, para pemustaka (pengunjung perpustakaan) pasti akan kesulitan mencari yang dibutuhkan. Padahal setiap harinya selalu ada buku-buku atau jurnal baru di sini.” Tutur ahmad. Salah satu tema besar yang diusung dalam seleksi pustakawan berprestasi ini adalah menyambut datangnya Asean Economic Comunity (AEC). “ di dalam AEC nantinya akan ada Asian Free Tade Area (Pasar Bebas Asia), dan salah satu yang cakupan bidangnya adalah Asean Ministerial Meeting on sciense and technologi (AMMST), sedangkan salah satu gudang ilmu itu ya perpustakaan. Nah bagaimana kita bisa menghadapi pasar bebas asia jika pustakawannya belum diberikan dukungan penuh dalam hal moral dan materialnya?”. Imbuhnya.
Dalam kompetisi nasional nantinya, Ahmad Hidayah akan bersaing dengan pustakawan terbaik dari 33 provinsi lain di Indonesia. Dan banyak agenda yang harus diikuti, diantaranya upacara kemerdekaan di istana negara, motivation Training, hingga silaturrahmi dengan Presiden Republik Indonesia. Ia berharap, dalam kompetisi nanti bisa mengharumkan nama Jawa Tengah dan khususnya Unissula dengan menjadi Juara. Ia megharapkan agar rekan-rekan sesamanya dapat belajar darinya dan menjadi lebih baik dalam segala hal. Dan ajang ini tak lain adalah untuk megembangkan kualitas diri agar lebih loyal dan lebih profesional.