Menu 

Tamyis Metode Terjemah Quran Praktis

Wednesday, August 10th, 2011 | Dilihat : 2250 kali


Sebanyak 52 dosen dan karyawan  ikuti pelatihan Tamyis yang dihelat di ruang Sidang Biro Rektor Unissula (10/8). Pelatihan ini merupakan kerjasama LKPI dan Fakultas Agama Islam Unissula dimana tutorialnya dilakukan langsung ole Tim Tamyis yang dipimpin oleh penemu metode tersebut yakni Ustad Zaun Fatin MM. Metode Tamyiz, sudah di launching kepada masyarakat umum di panggung utama pesta buku Jakarta, Istora Senayan, Jakarta 4 Juli 2009.

 

Tamyis adalah metode pembelajaran yang mudah, praktis, dan menyenangkan untuk dapat menterjemahkan  Alquran dan kitab Kuning. Menurut Zaun metode Tamyis dapat dipelajari sedini mungkin bahkan mereka yang berusia SMP ke atas dapat menterjamahkan Alquran dan kitab Kuning hanya dalam waktu dua pekan.  Dengan Metode Tamyiz ini seseorang akan dengan mudah langsung bisa membaca sekaligus menguraikan kosa kata atau struktur kata yang terdapat dalam Qur’an ataupun kitab-kitab berbahasa Arab.

 

Bahkan di Pesantren Bayt Tamyiz Indramayu milik Ustad Zaun, anak SD/MI & para pemula, telah teruji dalam kurun waktu dua pekan sejak kedatangan mereka bisa menterjemahkan  Alquran  dan kitab Kuning dengan benar sesuai kaidah bahasa Arab sebagaimana santri yang belajar membaca kitab Kuning 3-4 tahun di pesantren pada umumnya.  Mimpi terbesar Tamyis adalah setiap muslim mampu membaca dan memahami artinya.

 

Hal yang seharusnya dihayati oleh siapapun yang akan mempelajari Alquran adalah garansi yang telah disampaikan oleh Allah sendiri dalam Alquran surat Alqomar :17. Dimana Alquran adalah sebuah kitab yang bukan hanya mudah tetapi sangat sangat mudah bagi siapapun yang ingin mempelajarinya.

 

Kegagalan mayoritas umat Islam yang tidak bisa membaca maupun memahami Alquran karena mereka memiliki keyakinan bahwa Alquran susah untuk dipelajari dan difahami, sehingga mereka benar benar menemui kesulitan dalam mempelajarinya. Padahal dewasa ini sudah sedemikian banyak metode metode praktis yang akan memudahkan bagi siapapun yang sungguh sungguh ingin belajar termasuk dengan metode Tamyis.

 

Sehingga paradigma yang harus dikembangakan adalah mempelajari Quran dengan metode yang mudah bukan sebaliknya. Mempelajari Quran dengan metode Quran bukan dengan metode bahasa Arab. Karena belum tentu orang yang bisa berbahasa Arab mampu memahami Alquran tetapi ajaibnya orang yang bisa memahami Quran bisa dengan mudah mempelajari bahasa Arab. Selanjutnya menyadari bahwa sebetulnya mempelajari Alquran bukan dengan akal saja tapi dengan hati.

 

Dewasa ini kebanyakan orang tua akan bangga bila anaknya mampu membaca Alquran atau bahkan mampu menghapalnya. Kebanyakan orang tua akan lebih bangga lagi jika bisa anakanya bisa juara Musabaqoh Tilawatil Quran. Padahal phenomena tersebut bisa menjadi sumber problematika yang sangat serius ketika seseorang hanya bisa membaca tanpa mengetahui maknanya. Seharusnya yang dikembangkan adalah mampu membaca/ menghapalkannya, mampu memahami terjemahannya, dan mampu mengajarkannya kepada orang lain.

 

Uniknya nama Tamyis diambil dari nama guru Ustad Zaun sendiri. Dimana Ia telah memberikan  pengaruh besar dalam hidupnya dari kecil hingga saat ini. Selain modul Tamyis Zaun juga telah merilis Kaw Kaban yaitu kamus Tamyis. Kaw Kaban diambil darinama gurunya yang tak lain adalah MS Kaban mantan menteri Kehutanan RI. Sedangkan yang akan segera di rilis adalah sebuah kamus Fathul Qorib yang akan ia beri nama Masihu.

 

Masihu adalah nama tengah dari nama Rektor Unissula yakni Prof Dr Laode Masihu Kamaluddin. Digunakannya nama Masihu tersebut bukan sebuah hal yang berlebihan mengingat Zaun adalah murid  Laode Masihu Kamaluddin ketika kuliah dulu. Dimana Zaun sangat mengagumi kepribadian dan pemikiran pemikiran Masihu Kamaluddin. Bahkan Zaun mendapat wejangan khusus agar membuat karya yang bisa merubah dunia.

 

Dalam perjalanananya Zaun justru dianggap tidak berkembang dan membuat marah Masihu Kamaluddin, dimana kemarahan itu berlangsung lebih dari 17 tahun. Sebuah situasi yang tentunya sangat  membuat ia sangat tersiksa dimana di marahi seseorang yang sangat dikaguminya.

 

Momen untuk mendapat tempat di hati gurunya kembali bersinar ketika ia menemukan metode Tamyis dan ia mengabarkan hal tersebut kepada Masihu Kamaluddin. Sebuah prestasi yang membuat gurunya bangga dimana muridnya bisa membuat karya yang sangat penting bagi dunia pendidikan.

 

Dalam waktu dekat Tamyis akan mengadakan kerjasama dengan ICMI untuk mensukseskan misi pemahaman Alquran di Indonesia dan  Unissula juga akan berperan penting di dalamnya.

Related News