Menu 

Tantangan Cross Border Higher Educations

Tuesday, December 31st, 2013 | Dilihat : 393 kali

201113

Program pasca sarjana Unissula mengadakan kuliah Umum di Aula lantai 3 Fakultas Ekonomi ( 17/11). Acara di buka oleh ketua program studi pascasarjana Dr Heru Sulistyo SE MSi yang di hadiri oleh berbagai mahasiswa program magister di Unissula. Dengan mengambil tema Cross Border Higher Education meyongsong ASEAN Community 2015 dengan  narasumber President Cyber University Asia, Prof Dr Laode M Kamaluddin MSc Eng.

Dalam kesempatan tersebut Laode menjelaskan bahwa Cross Border Higher Education konteksnya pergerakan SDM, program, penyelenggara / institusi, ataupun proyek akademis yang menembus batas negara, atau lintas kawasan, lintas waktu dan lintas dimensi.“Dengan pendidikan tinggi lintas batas kita bisa memperkuat pertumbuhan ekonomi Asia, lanjutnya

Pada era ini dunia pendidikan memiliki tantangan untuk mewujudkan empat inovasi yaitu konektifitas, keterbukaan, fleksibilitas dan mobilitas. Konektifitas merupakan sebuah tantang dunia pendidikan untuk memiliki jaringan yang luas untuk membuat inovasi dengan kolabarasi dari pelbagai universitas dan juga perusahaan. Kerterbukaan dengan membuka diri untuk berkerjasama dengan pelbagai universitas asing dengan cara sharing campus atau membuka kantor atau perwakilan di jaringan universitas yang telah bekerjasama. Fleksibilitas yaitu dengan membuat join program dengan universitas asing misalnya double degree. Mobilitas yaitu pimpinan universitas atau rektor di tuntut untuk selalu mengikuti perkembangan dunia pendidikan dengan mengikuti pelbagai forum international.

Pelbagai data menunjukkan banyak negara di Asia yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif. Bahkan ada beberapa negara Asia yang sudah menjadi yang terdepan dalam bidang tertentu. Seperti Korea Selatan yang terkenal dengan teknologi digital revolusionernya.  Dari situ secara tidak langsung akan tercipta pelbagai peluang kompetitif di belahan benua Asia. Dengan banyaknya peluang bagus dan kompetitif maka akan banyak orang yang memiliki pekerjaan yang layak dan tingkat penghasilan yang memadai sehingga dapat memberantas kemiskinan. Diharapkan seiring berjalannya waktu, kesejahteraan manusia dapat tercapai dan kualitas hidup manusia meningkat. Sehingga kesetaraan global yang sering didengungkan PBB bukan lagi menjadi hal yang mustahil.

Related News