Petani selama ini hanya fokus pada produksi. Sehingga ketika produksi melimpah, mereka bingung bagaimana memasarkannya. Hal ini diungkap oleh Plt. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian dalam acara pekan taaruf Unissula, Kamis (5/9/2024). Sehingga menurut Dr Inneke Kusumawaty STP MP hasil pertanian harus diolah sehingga dapat meningkatkan daya jualnya.
“Satu lagi kelemahan petani kita adalah tidak mencatat. Tidak mencatat secara detail pengeluaran hingga tenaga yang digunakan. Sehingga akhirnya bukan untung tapi buntung. Makanya masih banyak petani kita yang belum sejahtera,” lanjutnya.
Menurutnya perguruan tinggi dan mahasiswa sebagai calon wirausaha muda pertanian memiliki peran penting. Yaitu sebagai inovator berbagai teknologi pengembangan pertanian. Mulai dari budidaya, pra tanam, panen, pasca panen, hingga pemasaran. “Tidak hanya menghasilkan jurnal, tetapi inovasi tepat guna yang bisa digunakan. Sudah tidak zamannya sifatnya yang konsep atau teoritis tapi implementatif. Mahasiswa teknik menghasilkan prototype yang harus bisa digunakan di lapangan,” jelasnya.
Inneke juga berharap Unissula dapat menyediakan incubator bisnis untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. “Kita berharap adanya incubator bisnis di kampus Unissula sebagai inkubasi bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi di bidang masing-masing yang itu bisa semakin kuat dengan adanya riset dan pengayakan di pengabdian masyarakat dari para pendidik di kampus ini,” jelasnya.
Selanjutnya mahasiswa juga dapat berperan sebagai pendamping petani dalam menerapkan praktek budidaya dan pasca panen.
Sehingga meskipun tidak ada fakultas pertanian mahasiswa Unissula tetap dapat berperan di bidang pertanian. “Meskipun tidak ada fakultas pertanian diharapkan setelah lulus mahasiswa Unissula bisa mendukung program-program menuju swasembada pangan dan lumbung pangan di tahun 2050,” pungkasnya.