Perkembangan teknologi digital dalam bentuk email, blog dan social network yang ditandai dengan Facebook dan Twitter serta jumlah pengguna internet menunjukkan bahwa broadcaster tradisional di Asia Pasifik saat ini sedang menghadapi tantangan baru sehingga perlu mereposisi diri, demikian yang menjadi topik dalam pembukaan konferensi Asia Media Summit (AMS 2011) di Hanoi Vietnam Selasa kemarin (24/5). Acara konferensi Asia Media Summit 2011 ini akan berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan pembicara lebih dari 34 negara dari seluruh member aktif Asia Pasific Broadasting Development (AIBD) yang saat ini mencapai 119 negara dan lebih dari 300 industri, pemerintahan dan lembaga pelatihan broadcaster.
Acara tahunan ini untuk membahas berbagai perkembangan industri broadcasting, baik dari segi isi, teknologi, regulasi, maupun kerja sama itu dihadiri lebih dari 600 peserta, yaitu para pengambil keputusan dalam industri broadcasting, para profesional media, dan pemangku kepentingan berbagai lembaga penyiaran dari Asia Pasifik, Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Tema yang diambil di tahun 2011 ini adalah ”Digital Media Everywhere: Repositioning Broadcasting”. “Dunia digital saat ini datang kepada kita mau tidak mau, suka atau tidak suka dan hal memicu sebuah revolusi yang menjadi daya tarik pertumbuhan industri media”, demikian menurut Thoyyieb Mohammed Waheed yang membuka acara konferensi AMS 2011 selaku Ketua Konferensi Umum AIBD yang juga sekaligus sebagai Menteri Budaya dan Pariwisata Maldiv.
“Ketika digital itu ada di mana-mana, pertempuran untuk menarik perhatian menjadi lebih intensif dari pada sebelumnya. Radio dan Tv tidak hanya bisa hanya berada dalam “box” dalam ruang keluarga lebih lama lagi. Perlu adanya platform yang lebih dinamis yang menyesuaikan dengan teknologi digital yang bisa mengakomodasi perubahan pengalaman audiens dan membuat harus lebih menekankan pada strategi yang lebih kreatif. Penting bagi kita yang hadir di sini untuk mengetahui bagaimana untuk mereposisi bagaimana kita mengudarakan dan menggunakan media digital sehingga kita dapat mencapai kemampuan masing-masing media kita untuk menarik dan mempertahankan perhatiaan audiens kita” demikian lebih lanjut Thoyyieb mengatakan.
Akses Internet Gratis di Vietnam
Sementara itu dalam sambutannya Deputy Perdana Menteri Vietnam Nguyen Thian Nan mengatakan bahwa pemerintah Vietnam sangat memperhatikan perkembangan industri media. Ada 67 radio dan stasiun TV di seluruh Negara dengan kurang lebih 200 channel. Jaringan TV berbayar telah menyebar luas secara luas dalam beberapa tahun ini, dengan bertambahnya 50 channel domestik dan 75 channel asing.
Sejak tahun 2008, setelah peresmian satelit komunikasi Vinasat 1, maka TV dan radio telah mengudara secara virtual di seluruh negeri, sementara broadband internet service saat ini telah mencapai 87 persen secara umum, dan kurang lebih 20 juta pengguna umum. “Di sekolah-sekolah Vietnam dari TK sampai SMA telah memiliki akses internet gratis sejak tahun 2010, sementara layanan Telkom 3G telah berfungsi sejak 2009, dan untuk layanan 4G sedang dilakukan percobaan untuk mendukung masyarakat agar bisa mengakses radio, TV, internet dan pelayanan lain melalui handphone mereka”, demikian menurut Nguyen Thien Nhan.
Ditambahkannya perkembangan yang sangat pesat dari industri media, adalah karena selalu mengupdate teknologi, membuat program secara professional dan beragam konten dalam rangka memenuhi tuntutan audiens dari dalam negeri dan luar negeri. Kekuatan perkembangan pengetahuan dan teknologi telah memberikan tantangan dan peluang untuk industry broadcasting . Sehingga pemerintah telah mendefinsikan tujuan dan langkah-langkah yang harus diambil sehubungan dengan penerapan dan keuntungan yang didapatkan dari pelayanan penyiran.
Dalam sambutan video yang dikirimkan secara video conference, Sekjen PBB Ban Ki Mon mengatakan bahwa Asia telah menjadi baris depan dalam penerpan teknolgi digital dan new media. Tentu saja tantangannya masih ada, dan marilah kita bersama-sama untuk menjembatani kesenjangan digital sehingga semua orang mendapatkan kemanfaatan dari teknologi digital. Marilah kita mempromosikan beragam bahasa dalam new media dan pastikan kebebasan akses internet dan peralatan social media di manapun.” Demikian ditambahkan oleh Ban Ki Mon.
Kunjungan ke VOV channel 5
Di sela-sela aktivitas Asia Media Summit 2011 rombongan Indonesia yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam berkesempatan untuk mengunjungi Voice of Vietnam channel 5 yang berlokasi tidak jauh dari Hotel Melia yaitu di Jalan Ba Trieu 45 Hanoi. Rombongan yang terdiri dari Direktur Utama RRI Ibu Niken, Bpk Parni Hadi selaku founders dan Bpk. Masduki dari Direktur Program dan Siaran serta Made Dwi Adnjani dari Unissula, dan 1 lagi rombongan yang berkehendak untuk ikut adalah YBHG Datu’ Adila Direktur dari Institute Radio Television Tun Abdul Razak (IPTAR) Malaysia didampingi oleh K Bapak Nyoman Gernitha dari Kedutaan Besar Indonesia di Vietnam menuju ke ruang redaksi Voice of Vietnam channel 5.
Channel 5 adalah radio Vietnam yang mengudara di saluran SW dan FM untuk siaran berbahasa asing dan salah satunya adalah siaran dengan bahasa Indonesia selama kurang lebih setengah jam, dari jam 6 pagi, jam 8.30 , pukul 12.00 hingga pukul 18.00. Siapa yang menyangka bahwa siaran bahasa Indonesia di Vietnam sudah mengudara sejak tahun 1966. Dan yang paling menarik dalam kunjungan tersebut adalah semua yang menjemput kita memiliki kemampuan bahasa Indonesia mulai dari Wakil Direktur hingga penyiarnya padahal mereka adalah orang Vietnam asli. Namun dengan sepenuh kesungguhan mereka menyiarkan bahasa Indonesia, mereka belajar bahasa Indonesia secara otodidak hanya karena ada seorang pensiunan Vietnam yang pernah tinggal lama di Indonesia berkenan untuk menjadi guru bahasa Indonesua mereka. Bahkan salah satu penyiar yang bernama Pa Chung pernah menjadi mahasiswa sastra Indonesia di Universitas Pakuan Bogor dan satu penyiar perempuan pernah berkesempatan untuk belajar bahasa Indonesia di Jakarta selama satu semester.
Pendengar aktif yang disiarkan secara digital tersebut sampai sekarang ini terdaftar mencapai 9840 yang tersebar mulai dari Jakarta, Sumatera, Lombok dan Kalimantan. Setiap tahunnya mereka mendapat surat dari penggemar mencapai 5000 surat. Siaran di gelombang SW untuk penduduk Vietnam dan gelombang FM untuk orang Indeonsia yang tinggal di Vietnam. Dari pembicaraan yang dilakukan di sana, mereka berharap untuk bisa melakukan kerjasama dengan Indonesia melalui Radio Republik Indonesia agar mereka bisa belajar tentang bagaimana menyiarkan siaran bahasa Indonesia dengan baik. Dalam siaran bahasa Indonesia hanya terdiri dari 5 orang dan di tahun depan mereka akan menambah sumber daya manusia lagi.
Dalam kesempatan tersebut mereka memohon kepada rombongan Indonesia untuk bisa memberikan penilaian terhadap siaran mereka dalam bahasa Indonesia. Apakah dari sisi intonasi, cara berbahasa sudah betul atau belum karena mereka merasa bahwa dalam belajar bahasa Indonesia mereka belum pernah mendapat guru yang benar-benar berasal dari Indonesia. Siapa yang menyangka bahwa bahasa Indonesia di Vietnam sangat popular dan lagu-lagu Indonesia pun biasa diperdengarkan di VOV Channel 5. Mereka sangat berharap bahwa dari hasil kunjungan ini akan ditindaklanjuti dengan MOU dari pihak Indonesia dan Vietnam.
Tindak Lanjut AMS 2011
Konferensi yang berlangsung selama dua hari tersebut diharapkan dapat memberikan solusi dalam menjawab tantangan era digital dan memberikan pemahaman tentang hadirnya new media sebagai bagian dari perkembangan pengetahuan teknolgi informasi. Dalam acara tersebut juga disampaikan rencana untuk Asia Media Summit 2011 akan dilakukan di Thailand Bangkok sehingga perwakilan dari Thailand mengundang semua peserta untuk bisa hadir ke Bangkok.
Pada saat penutupan diumumkan juga bahwa di tahun 2013 yang akan menjadi tuan rumah adalah Indonesia dan akan berlangsung di Bali. Untuk itu Unissula akan mengambil peran dalam AMS 2013 dalam bidang penyediaan konten yang bermanfaat bagi anak-anak, karena hal tersebutlah yang akan menjadi issu topic di tahun 2013. Unissula dengan visi Bismillah Membangun Generasi Khaira Ummah, sudah seharusnya berperan dalam menyediakan konten tayangan yang menunjukkan peran Unissula dalam membangun generasi yang tangguh untuk menghadapi terpaan media dengan hadirnya new media, sehingga mereka akan siap menghadapi era digital dengan karakter yang kuat yang telah dimiliki. (Mda)