Permasalahan utama transportasi di perkotaan adalah pertumbuhan kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan pertambahan panjang jalan yang ada, sehingga akan membuat pemangku kebijakan mulai menekan penggunaan kendaraan pribadi dan memperbaiki infrastruktur transportasi umum. Hal itu disampaikan oleh mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil Unissula, Herry Hermawan ST MT (15/8/2023).
Jaringan transportasi saat ini masih terpaku pada dominasi satu moda saja. Kebijakan transportasi yang dianut pada masa Pemerintahan Orde Baru dimana full motorization menjadi kebijakan utama transportasi di Indonesia ternyata tidak terjaga kesinambungannya. Kontribusi jalan sebagai backbone transportasi nasional harus segera dikurangi, kontribusi angkutan massal untuk wilayah perkotaan segera diterapkan dengan moda kereta api merupakan alternatif dalam pengembangan jaringan transportasi.
Nilai efisien yang rendah pada transportasi membuat share terhadap moda yang lain harus segera dilaksanakan dan sistem antarmoda transportasi merupakan salah satu solusi yang dapat memecahkan permasalahan transportasi nasional.
Salah satu konsep transportasi yang relatif baru dan belum banyak ditemukan di Indonesia adalah konsep antarmoda. Jaringan antarmoda adalah salah satu konsep transportasi yang menggabungkan lebih dari satu moda dalam rangkaian rute perjalanan. Kedua jenis moda tersebut dipertemukan dalam satu interface.
Menurutnya konsep antarmoda dinilai dapat memberikan efisiensi dalam sistem transportasi. Integrasi antar jaringan transportasi harus terwujud sehingga perlu diketahui karakteristik masing-masing moda transportasi yang dapat memberikan hasil optimum.
Herry Hermawan akan mempresentasikan penelitiannya berjudul model pengelolaan transportasi antarmoda jalan dan rel kereta api (studi kasus di wilayah Cirebon) dalam ujian terbuka doktor. Ujian promosi doktor akan dilaksanakan pada Rabu (16/8/2023) di Fakultas Teknik Unissula.