Perubahan teknologi informasi yang begitu cepat memberikan tantangan tersendiri bagi umat manusia.
Tantangan tersebut semakin nyata terlebih bagi Generasi Z (lahir antara tahun 1995-2010), yang dapat dikatakan sebagai pewaris utama era digital dan teknologi informasi.
Saat ini dan sepuluh tahun ke depan Generasi Z merupakan penentu keberhasilan perekonomian dalam skala besar. Generasi ini pada tahun 2025-2030 mulai produktif dalam melakukan kinerja serta menghasilkan uang, sehingga perekonomian meningkat tidak hanya skala nasional tapi juga skala internasional.
Apa saja tantangan mereka? Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Unissula Prof Olivia Fachrunnisa SE MSi PhD memberikan beberapa pandangan yang sangat menarik. Menurutnya era globalisasi, memaksa setiap orang harus adaptif terhadap perubahan-perubahan yang ada. Generasi Z harus bisa mengikuti perkembangan zaman agar selalu up to date. Berkembangnya teknologi yang pesat menjadikan banyak hal mudah diakses oleh para remaja.
Teknologi memiliki dampak positif tetapi juga berdampak negatif jika digunakan dengan tidak bijak dan cermat.
Teknologi dapat disalahgunakan oleh pihak tertentu untuk menyebarkan ujaran kebencian, mencelakakan orang lain dan mengakses situs terlarang. “Generasi Z sangat memerlukan etika berteknologi sehingga tetap memiliki moral dan tanggung jawab ketika menggunakannya”, ungkap profesor termuda Unissula tersebut.
Lebih lanjut guru besar bidang manajemen sumber daya manusia tersebut memberikan pandangan bagaimana Generasi Z agar tetap eksis. Menurutnya untuk tetap suvive, Generasi Z harus memiliki kualitas yang unggul sejak dini agar dapat bersaing secara kompetitif dalam berbagai hal seperti: bagaimana masuk ke sekolah impian, memperoleh pekerjaan, ataupun dalam berbagai tujuan hidup lainnya. “Apabila Generasi Z tidak memiliki keunggulan dan tidak mampu beradaptasi, maka akan tertinggal dan peluangnya diambil alih oleh yang lain”, terang Olivia.
Lebih jauh penerima hibah kompetisi World Class Professor 2019 itu menjelaskan bahwa Generasi Z selektif dengan budaya asing. Budaya asing seperti western dan Hallyu Kpop kini telah berkembang pesat terutama di Indonesia. Generasi Z dihadapkan pada banyak pengaruh budaya asing dalam keseharian mereka. “Menghadapi hal ini, Generasi Z juga harus bersikap bijak dan selektif dalam menyaring masuknya ragam budaya asing. Dengan demikian kearifan lokal budaya Indonesia tetap terjaga dan lestari”, ungkapnya.
Dosen pengajar bidang informasi manajemen tersebut mengharapkan Generasi Z untuk tumbuh natural dan jangan mengharapkan segalanya berjalan instan. Berbagai fasilitas dan keterbukaan akses yang tersedia dimasa kini termasuk ragam produk yang menawarkan kemudahan berpotensi menjadikan Generasi Z cenderung memilih hal yang bersifat instan. “Jika hal ini tidak disikapi dengan tepat, maka akan membentuk generasi yang cenderung bermalas-malasan, tidak kritis dan kurang kreatif”, tuturnya.
Media sosial kini semakin canggih dan memiliki fitur menarik yang dapat membuat Generasi Z kecanduan ketika menggunakannya. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, Youtube, Tiktok dan lainnya dikemas dengan baik sehingga semakin menarik. Hal ini memiliki dampak positif, diantaranya meningkatkan kreativitas Generasi Z ketika akan membuat konten. Namun dampak negatifnya mereka akan banyak membuang waktu scrolling media sosial dan mengabaikan hal lain yang jauh lebih penting di dunia nyata.
Pendidikan yang kompatibel
Dalam menyikapi hal itu Olivia menyarankan pola pendidikan yang pas untuk Generasi Z. Generasi Z membutuhkan technical skill yaitu untuk mampu beradaptasi dalam berbagai fase perubahan masa dan menjadi unggul dalam persaingan. Keterampilan-keterampilan teknis seperti kemampuan mengelola keuangan, berkomunikasi, mengatur waktu, menggunakan teknologi dan memanfaatkan informasi.
Selain itu conceptual skill juga dibutuhkan guna memahami dan menganalisis, berpikir kritis dan kreatif terhadap suatu situasi yang kompleks. Berikutnya, interpersonal skill untuk membantu mereka dalam bergaul dengan banyak orang.
Dengan demikian, pola pendidikan harus menyediakan paket lengkap yang dibutuhkan, yaitu melalui pendidikan komprehensif yang bisa memadukan pembelajaran antara konsep, teori dan praktik. Namun, penyajian pola tersebut juga harus didistribusikan secara tepat mengingat karakter Generasi Z yang unik.
Lantas bagaimana kesiapan FE Unissula dalam memberikan layanan pendidikan terbaik bagi Generasi Z? FE Unissula memiliki SDM yang mumpuni dalam mengakomodir kebutuhan pendidikan bagi Generasi Z. Staf pengajar dan tenaga administrasi yang profesional dan tersertifikasi disiapkan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa.
Saat ini FE Unissula memiliki delapan guru besar. Dosen-dosen dengan sertifikasi profesi di bidang manajemen dan akuntansi yang diharapkan bisa membantu membentuk personality generasi yang unggul. “Tidak hanya itu, SDM Fakultas Ekonomi Unissula juga secara berkala telah mengikuti program upgrading dalam rangka penyesuaian model pengajaran dan pelayanan terhadap mahasiswa sesuai dengan perkembangan yang ada”, papar Olivia.
FE Unissula memiliki berbagai fasilitas untuk memastikan seluruh civitas academica dapat melaksanakan berbagai aktivitas perkuliahan dan aktivitas lainnya, seperti laboratorium komputer, aula, perpustakaan fakultas, ruang diskusi, koperasi mahasiswa, dan lobi.
Selain itu fakultas juga telah memiliki studio yang menunjang model pembelajaran daring yaitu Bilal Studio. Dengan fasilitas yang sudah memadai tersebut diharapkan bisa mendukung pengembangan diri bagi Generasi Z untuk mengolah kreativitasnya yang akan mendukung kesuksesan Generasi Z di masa depan.
FE Unissula sudah memiliki platform belajar online yang bernama Choolifah School. Platform ini berisi materi-materi yang berkaitan dengan bidang ilmu ekonomi khususnya di bidang syari’ah. Platform ini tidak hanya ditargetkan untuk mahasiswa saja, akan tetapi juga kepada para pelaku usaha dan masyarakat umum yang berminat untuk mempelajari bidang ekonomi.
Selain itu dalam bidang pembelajaran secara daring tersebut FE Unissula sudah dilengkapi dengan sistem informasi manajemen (SIM) akademik yang terintegrasi. Dimana mahasiswa bisa mengakses kelas online, berkomunikasi dengan dosen, dan melakukan evaluasi diri dalam perkembangan proses pembelajaran di kampus, serta melakukan aktivitas-aktivitas kemahasiswaan untuk menunjang prestasi.
Selain itu FE Unissula juga fokus pada internasionalisasi di berbagai lini. Internasionalisasi merupakan salah satu fokus FE Unissula dan menjadi keunggulan dalam fasilitasi mahasiswa. Peluang untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan internasional sangat besar, bahkan melalui program kelas khusus bernama Excellent Class, fakultas berusaha menggodok para mahasiswanya untuk bisa berprestasi di tingkat internasional.
Program kelas ini menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di setiap mata kuliahnya. Sehingga akan menambah kesiapan mahasiswa untuk bisa beradaptasi dengan kultur luar negeri, khususnya dalam hal penguasaan bahasa asing. Namun demikian, kesempatan untuk mengikuti pertukaran mahasiswa, kompetisi internasional, kuliah dual degree dengan berbagai universitas partner luar negeri sangat terbuka untuk seluruh mahasiswa secara umum. Tentunya dalam hal ini semua dosen dan staf dilibatkan untuk memotivasi dan mendukung program-program internasional.
Cholifah
“Di Fakultas Ekonomi kami menanamkan lima nilai berbasis nilai-nilai Islam yang disingkat dengan nama Choolifah”, terang Olivia. Choolifah merupakan singkatan dari cooperative, leadership, innovative, fairness, dan amanah. Kelima nilai inilah yang menjadi pedoman karakter di FE Unissula dalam membangun generasi terbaik yang berkarakter Islam yang rahmatal lil alamin.
FE Unissula memiliki budaya akademik islami yang biasa disebut dengan “BudAI”. BudAI ini memiliki aspek gerakan pembudayaan yang terdiri atas lima aspek yaitu membangun Islamic Learning Society, gerakan shalat berjama’ah, berbusana Islami, thaharah, dan keteladanan. Jadi diharapkan Generasi Z tidak hanya melek mengenai dunia, tapi juga bisa mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Akreditasi Internasional
FE Unissula mengelola lima prodi yang terdiri dari D3 Akuntansi, S1 Akuntansi, S1 Manajemen, S2 Manajemen, dan S3 Manajemen. Dari lima prodi tersebut, empat prodi telah meraih Akreditasi Unggul, dan satu prodi lagi yaitu S3 Manajemen meraik peringkat Akreditasi Baik Sekali di usianya yang baru beberapa tahun. Dua prodi S1 Fakultas Ekonomi Unissula saat ini juga telah terakreditasi internasional ABEST21.
Mahasiswa dan lulusan dari bidang ekonomi memiliki peluang karir yang sangat luas. FE Unissula telah menetapkan profil lulusan di bidang akuntansi dan manajemen untuk menguatkan karakter keahlian mahasiswanya.
Berikut ini prospek kerja di jurusan Akuntansi, antara lain akuntan perusahaan, akuntan instansi syari’ah, akuntan sektor publik, auditor, dan enterpreneur. Sedangkan Peluang kerja untuk jurusan Manajemen diantaranya sebagai berikut: wirausaha: pemilik usaha, konsultan wirausaha, profesional manajemen: financial advisory, business planner, general manager. Menjadi peneliti: sebagai market analysis serta akademisi.
Prospek kerja lulusan D3 Akuntansi Unissula antara lain: akuntan perusahaan pemerintahan, auditor, konsultan pajak, accounting information system developer, ERP administrator, entrepreneur. Peluang kerja lulusan Magister Manajemen sebagai professional manager, entrepreneur, dan akademisi.
Dalam penutup wawancara, dosen yang juga memiliki spesialisasi mengajar di bidang perilaku organisasi dan kepemimpinan tersebut menyatakan Indonesia sangat beruntung dengan bonus demografi yang potensial. Perkembangan bangsa ke depan akan maju dengan generasi terbaik yang terampil dan dibekali dengan tepat.
“Pemahaman atau literasi manusia yaitu kepemilikan nilai-nilai kemanusiaan, ketuhanan dan kewarganeraan, ditambah dengan kecakapan teknologi dan kesiapan untuk menghadapi segala macam perubahan lingkungan menjadi fokus Fakultas Ekonomi Unissula untuk menyiapkan generasi terbaik penerus bangsa”, pungkas Olivia.