Wakil menteri Perdagangan Republik Indonesia, Bapak DR. Ir. Bayu Krisnamukthi,MS memberikan kuliah umum di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang dengan tema “Indonesia & ASEAN Economic Community (AEC) in 2015.” Sabtu, (2/3).
Dalam kuliah umum berdurasi 1,5 jam Wamen menyampaikan tentang posisi Indonesia dalam AEC yang akan direalisasikan pada 2015. Bahwa sesungguhnya Indonesia saat ini berada dalam sebuah proses untuk menjadi negara yang sangat menentukan baik di ranah regional ASEAN maupun di dunia.
Melalui AEC 2015, ASEAN berkomitmen menjalin kerjasama perdagangan (Barang, jasa, investasi maupun permodalan) atas prinsip pasar terbuka antar seluruh negara anggota ASEAN. Melalui Free Flow of Skilled Labor, para tenaga ahli dari seluruh negara ASEAN dapat bekerja lintas negara di seluruh negara anggota ASEAN dengan akses yang bebas dan terbuka. ASEAN juga berkomitmen bekerjasama dibidang ekonomi dengan meningkatkan perlindungan terhadap hak konsumen di seluruh negara anggota ASEAN.
ASEAN sebagai kawasan yang sangat kompetitif di bidang ekonomi, pada 2015 berkomitmen membangun satu jaringan e-commerse di seluruh negara anggota ASEAN yang akan diatur dan dilindungi operasionalnya dengan cyber law. ASEAN berkomitmen membangun ekonomi yang berkeadilan di seluruh kawasan dan menjadi bagian penting dari ekonomi global.
Demikianlah gambaran fenomena ASEAN pada 2015. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk secara serius mempersiapkan diri dalam dinamika ASEAN pada 2015. Konsumen pasar anggota ASEAN yang berjumlah sekitar 600 juta jiwa, 250 juta di antaranya adalah konsumen yang berada di Indonesia. Di antara 250juta konsumen Indonesia, 50juta di antaranya adalah golongan Consumer +. Consumer + adalah golongan konsumen Indonesia dengan rata-rata belanja di atas 20juta rupiah perbulan.
Dengan kenyataan di atas, Indonesia menjadi target pasar paling dibidik dalam AEC 2015. Didukung dengan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN, Indonesia semakin menarik sebagai target dari ekspansi pasar terbuka pada 2015.
Namun meskipun demikian, Indonesia juga memiliki peluang dan potensi yang besar dalam AEC 2015. Dengan kreatifitas dan mengembangkan cara berpikir out of the box, Indonesia akan mampu menjual barang dan jasa ke 9 negara anggota ASEAN semaksimal mungkin untuk menguatkan ekonomi Indonesia. Indonesia juga bisa mengirim tenaga ahli ke negara anggota ASEAN lainnya.
Hal mendesak yang harus ditempuh Indonesia dalam menghadapi AEC 2015 adalah mendidik konsumen Indonesia yang merupakan basis kekuatan terbesar ekonomi Indonesia. Konsumen Indonesia harus diberi pendidikan yang memadai agar menjadi konsumen yang cerdas sehingga tidak tenggelam dalam menghadapi pasar terbuka pada 2015. Pendidikan konsumen Indonesia harus diupayakan dengan kolaborasi yang harmonis antara pemerintah, perguruan tinggi sebagai basis intelektual dan masyarakat.
Atas dasar inilah, Kementrian Perdagangan Republik Indonesia mengadakan kerjasama dengan UNISSULA dan Forum Rektor Indonesia (FRI) yang dipimpin oleh Prof. Laode M. Kamaluddin, M.Sc. M.Eng dalam upaya perlindungan konsumen Indonesia, yang artinya adalah perlindungan terhadap 250 juta rakyat Indonesia.
AEC pada 2015 adalah niscaya. Posisi Indonesia bukan lagi pada tataran untuk memilih menerima atau menolak fenomena yang menjadi niscaya di masa depan. Yang harus dipikirkan dan kemudian direalisasikan adalah bagaimana Indonesia dapat menggali potensi dan memanfaatkan peluang dari fenomena AEC pada 2015 untuk menunjang kebangkitan ekonomi Indonesia di masa depan sekaligus meminimalisir hal-hal yang berpotensi merugikan konsumen (baca:rakyat) Indonesia sehingga kesejahteraan ekonomi Indonesia dapat dicapai.
Gambar : dari kiri Tjoek Subhan Sulchan, Prof Laode M Kamaluddin, Dr Bayu Krisnamurti