Menu 

FAI UNISSULA TAMBAH DOKTOR

Friday, November 9th, 2012 | Dilihat : 376 kali

Dosen Fakultas Agama Islam Unissula Zaenudin Bukhori MAg resmi memperoleh gelar doktor studi Islam dari IAIN Walisongo (8/11). Dalam ujian terbuka di depan ketua penguji Prof Dr Muhibbin, Sekretaris penguji Dr HM Nafis MA, promotor Prof Dr Djoko Suryo dan co promotor Dr H Abdul Muhaya dan tim penguji mantan Ketua Komisi E DPRD Semarang itu mempresentasikan tema desertasi berjudul mistisisme Islam Jawa :Studi Serat Sastra Gendhing Sultan Agung.

Perkembangan mistik Islam di Jawa pedalaman pada abad XVII (masa pemerintahan Sultan Agung) tak bisa difisahan dari dinamika pemikiran tasawuf yang ada diwilayah Nusantara pada saat itu. Substansi  kandungan isi serat sastra gendhing menguraikan betapa bagi setiap muslim untuk menguasai ilmu lahir (syariat) dan mengamalkan ilmu batin (tasawuf) bersamaan sebagai pasangan yang tak bisa dilepaskan satu dengan yang lain. Keduany amerupakan kesatuan yang bersifat saling melengkapi dalam upaya menuju dan menjadi  manusia ideal (insan kamil).

Disamping itu serat sastra gending juga menjelaskan tahapan manusia menuju makrifat dengan cara memfungsikan babahan nawa sanga sebagaimana pentunjuk Allah dan Rasul yakni mampu menjaga, mengendalikan, memfungsikan sembilan lubang yang melekat pada setiap badan manusia secara benar dan konskwen sehingga tidak melanggar  aturan agama norma dan etika pergaulan.

Sedangkan pokok ajaran mistik Jawa  menurut Zaenudin  sebagaimana di kutip dari Endraswara mencakup tiga hal pertama sangkan paraning dumadi yakni manusia harus memahami tentang asal usul kehidupan serta meyakini keberadaan Tuhan. Manusia harus selalu bersyukur kepada Tuhan  dengan cara mengerjakan kebajikan terhadap orang lain dan kepada dirinya sendiri. Manusia yang meyakini keberadaann Tuhan dan pandai bersyukur kepada-Nya pasti memiliki hati yang mulia dan berperilaku dengan baik.

Kedua, manunggaling kawula Gusti. Yakni manusia dapat bersatu dengan  Tuhan apabila dapat mengendalikan hawa nafsunya dengan cara menggunakan seluruh anggota tubuh yang dimiliki secara benar dan jujur.

Ketiga, memayu hayuning bawana. Menjaga kelestarian alam, menjaga kedamaian hidup dengan sesama, menjaga keseimbangan, serta meninggalkan perbuatan perbuatan tercela yang bisa menggaanggu kenyamanan hidup orang lain.

Adapun beberapa temuan dalam penelitiannya antara lain; Sultan Agung berupaya mengakomodasikan anatara filsafat Jawa dengan ajaran Islam (harmonisasi) khususnya dalam dimensi ilmu tasawuf. Sastra gending merupakan risalah yang sarat dengan makna simbolik. Sastra adalah simbolisasi dari sastra Arab yang mengandung ajaran tasawuf yang berasal dari Arab sedangkan gending adalah jenis rasa yang muncul dari jiwa bersih seseorang yang sekaligus lambang dari mistis Jawa yang lebih menekankan pada rasa.

Sedangkan relevansi ajaran yang terkandung dalam Serat Sastra Gending dalam konteks era global merupakan panduan moral yang tetap up to date untuk diapresiasi dalam sosial kemasyarakatan. Alasan logisnya karena isinya berupa  mengenal pencipta untuk memahami perintah dan laangan-Nya, mengetahui sangkan paraning dumadi, memayu hayuning bawana mnghindari sikap aja dumeh dalam interaksi sosial dengan cara mensucikan hati, berpikiran sehat, bertindak cepat serta memperbanyak bekal kebajikan menuju kampung akhirat. Dll.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Rektor Unissula Prof Laode M Kamaluddin PhD dan Mantan Rektor sebelumnya Dr dokter Rofiq Anwar SpPA.

Ket Gambar: Dr Zaenudin Bukhori (kiri)  menerima nilai desertasi dari ketua penguji Prof Dr Muhibbin

Related News