Sebanyak 11 mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unissula menimba ilmu pada Asia Media Summit (AMS) 2015 di Shangri-La Kuala Lumpur baru baru ini. AMS dihadiri lebih dari 400 decission maker dalam industri broadcasting, seperti CEO, direktur, manajer profesional media, akademisi dari Asia Pasific, Eropa, Amerika, Uni Emirat Arab, dan Afrika untuk saling berbagi pemahaman dan pengalaman dalam perkembangan teknologi dan tantangan dalam industri penyiaran.
Tema yang diambil tahun ini adalah transforming broadcasting in the social media era. Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah sosial media sebagai platform yang harus digunakan oleh pekerja industri penyiaran untuk mempromosikan program dan mengembangkan industrinya untuk tetap eksis. Tantangan lain adalah penggunaan smartphone sebagai tool atau alat untuk melakukan kegiatan penyiaran, karena sekarang ini siapapun bisa menjadi broadcaster dengan menggunakan handphone yang dimilikinya. Transformasi industri penyiaran menghadapi perkembangan zaman dan kebutuhan audience seperti itulah yang didiskusikan dalam acara Asia Media Summit 2015 termasuk persoalan etika dan tanggung jawab media.
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unissula Trimanah MSi mengatakan Unissula merupakan satu-satunya perguruan tinggi Indonesia yang menjadi anggota Asia Pasific Institute Broadcasting Development (AIBD). Ia memandang hadirnya mahasiswa dalam AMS tersebut adalah untuk memberikan tambahan wawasan kepada mahasiswa untuk menimba ilmu dari praktisi penyiaran dari seluruh dunia dan juga membangun network dari pertemuan-pertemuan yang dilakukan ada banyak penawaran untuk program magang dari beberapa indusri penyiaran dan juga pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti mahasiswa. “Kegiatan ini akan memberikan bekal positif pada mahasiswa untuk lebih memahami dunia broadcating dan tantangannya di masa depan sehingga mahasiswa akan lebih siap ketika memasuki dunia kerja, apalagi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia 2015 nanti”, ungkap Trimanah.
Dalam kesempatan itu 11 mahasiswa yang tertarik dalam dunia broadcasting juga mengikuti beberapa workshop pre-summit yang diselenggarakan oleh panitia dari AIBD yang bekerjasama dengan Kementrian Komunikasi dan Multimedia Malaysia (KKMM) dan Insitut Penyiaran dan Penerangan Tun Abdul Razak (IPPTAR) di antaranya workshop shooting video content on smartphone or tablet, workshop on radio and social media. Sementara dosen pendamping yang terdiri dekan Trimanah MSi, Made Dwi Adnjani dan Urif Mulyadi Si Kom juga berkesempatan mengikuti workshop on social media curriculum, dan workshop on cross media formats and format innovations.
Director AIBD Chang Jin mengatakan bahwa pengambilan tema transforming broadcasting in the social media era adalah karena saat ini industri penyiaran di Asia Pasific saat ini tidak punya pilihan untuk menjadikan sosial media sebagai bagian dari kegiatan penyiarannya. Karena bila tidak menggunakan sosial media bisa jadi akan ditinggalkan oleh pemirsa dan pendengarnya.Mengembangkan sosial media mulai dari prduksi, reportase dan management dan branding yang terintegrasi dalam sistem penyiaran dan terkonvergensi menjadi tantangan tersendiri bagi insan penyiaran.